MATEMATIKA menjadi mata pelajaran yang diajarkan disemua jenjang pendidikan, Â karena semua peserta didik seharusnya memiliki kemampuan dasar matematika. Namun banyak peserta didik terutama peserta didik Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menganggap matematika sebagai mata pelajaran yang sulit.
Hal ini dapat dipahami sebab kajian matematika yang cakupan ilmunya yang luas dan pengerjaan yang terbilang rumit, menyebabkan peserta didik cenderung susah dalam memahami dan menyelesaikan masalah matematika yang sederhana hingga yang kompleks.
Selain itu model pembelajaran yang dilaksanakan di SMA cenderung menggunakan model pembelajaran konvensional yang mengacu kepada teori belajar behaviorisme. Pembelajaran matematika yang mengacu kepada teori belajar behaviorisme menekankan kegiatan pembelajaran yang terjadi dalam bentuk transfer pengetahuan dari pendidik kepada peserta didik.
Pendidik mendominasi proses pembelajaran dan peserta didik menjadi pendengar saja. Agar pembelajaran lebih bermakna dan menarik bagi peserta didik, kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang dengan mempertimbangkan berbagai hal, salah satunya yaitu penggunaan model pembelajaran yang tepat dan menarik minat serta dapat meningkatkan motivasi belajar dan keaktifan belajar peserta didik kemudian dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah peserta didik.
Menurut Yuniar dan Pertiwi(2022:1158) dalam penelitiannya menyatakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal ini didukung dalam penelitiannya halaman 1158 mengemukakan bahwa adanya peningkatan persentase hasil belajar peserta didik pada setiap siklusnya, hal ini dapat ditinjau dari ketuntasan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal(KKM) peserta didik.
Menurut Penelitian Musa Pelu (2019:140) mengungkapkan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh model PBL yakni: 1) Mengembangkan kemampuan berfikir peserta didik melalui proses pemecahan masalah; 2) Menumbuhkan motivasi peserta didik; 3) Mengembangkan hubungan interpersonal melalui kerja kelompok; 4) Mendorong kreativitas peserta didik; dan 5) Menjadikan pembelajaran lebih bermakna.
Berdasarkan pembelajaran yang sudah dilakukan pada kelas X MIPA 1 (satu) di SMA Negeri 1 Bonjol, Kabupaten Pasaman, Provinsi Sumatera Barat. Model pembelajaran PBL ini memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengasah pengetahuannya melalui diskusi kelompok dalam memecahkan permasalahan kontekstual yang berkaitan dengan materi matematika salah satunya materi Sistem Persamaan Linear Tiga Variabel(SPLTV).
Secara umum dapat dinyatakan bahwa belajar matematika akan lebih terasa asyik dan lebih menantang, karena peserta didik diarahkan untuk mengenali masalah kehidupan real atau masalah keseharian dari peserta didik sehingga peserta didik nantinya bisa mencarikan solusi dari masalah yang diberikan baik secara individu maupun kelompok yang dapat menumbuhkan penguatan pendidikan krakter peserta didik seperti rasa ingin tahu, tanggungjawab, kemandirian, kedisiplinan, kerja sama dan lain sebagainya.
Selanjutnya di awal kegiatan pembelajaran peserta didik dikenalkan terlebih dahulu suatu masalah kehidupan sehari hari, kemudian pendidik membimbing penyelidikan dalam kelompok belajar yang sudah dibentuk sebelumnya. Lalu pada setiap anggota kelompok mencoba menganalisis dan mencarikan solusi dari permasalah yang sudah di ajukan sebelumnya.
Setelah selesai peserta didik dari kelompok terpilih tampil ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya lalu kelompok yang tidak tampil mendengarkan dan memberikan beberapa pertanyaan yang kurang dipahami. Selanjutnya kelompok yang tampil memberikan tanggapan semampunya. Lalu bersama-sama dengan pendidik menarik sebuah kesimpulan.
Maka dari itu terlihat peran peserta didik lebih maksimal dalam proses pembelajaran, pendidik hanya memberikan penguatan atau penekanan terhadap materi yang kurang dipahami oleh peserta didik dan bersama-sama saling memberikan interaksi yang positif sampai akhir pembelajaran. Sehingga pembelajaran terasa asyik dan diminati oleh peserta didik. Selain itu, kemampuan pemecahan masalah matematika dan motivasi belajar peserta didik juga akan meningkat.