" Ah gampang " ujarku dalam hati saat pertama melihat lokasi tambang batubara yang akan di buka . Lahan hijau dan datar terbentang luas di hadapanku, hanya rimbunan semak dan beberapa batang pohon yang tidak terlalu besar membentang sejauh mata memandang. Saat itu aku memang diundang oleh salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan di Australia tepatnya di Bowen Basin-Queensland untuk wawancara pekerjaan, site visit istilah populernya. Semua berawal iseng-iseng berhadiah memasukkan CV dan lamaran kerja ke beberapa web site perusahaan tambang di Australia, dan beberapa hari kemudian ada telpon dari Australia dan ternyata salah satu dari perusahaan tersebut tertarik dengan latar belakang pendidikan dan pengalaman kerjaku di dunia pertambangan di Indonesia, singkat kata setelah di wawancara via telpon selama kurang lebih 1,5 jam (yang membuat telinga panas dan hampir habis batre) mereka meminta saya mengirimkan documen-documen pribadi untuk pengurusan VISA. Hanya butuh 3 hari untuk mendapatkan VISA kunjungan kerja singkat dan tak lupa mereka mengirimkan tiket pulang pergi dan juga rincian perjalanan dan nama-nama hotel tempatku menginap nantinya. Senangnya hatiku, terbayang sudah cuaca panas yg kering yang menjadi ciri khas Queensland's summer. Sebelumnya aku sudah beberapa kali pergi ke Australia untuk urusan kerja ( kalo buat berlibur gak mampu biayanya..) dan tetap selalu merasa senang setiap kali hendak pergi ke negeri ini. Kerja di dunia pertambangan telah banyak mengantarku pergi ke beberapa tempat di luar negeri, baik untuk menyelesaikan beberapa proyek, training maupun seminar. Setelah tiba di hotel, aku pun pergi ke kantor pusat di Brisbane dengan berjalan kaki, karena memang dekat jaraknya hanya sekitar 150 meter dari hotel tempatku menginap di daerah Southbank, obrolan dengan HR pun dimulai, tanpa banyak masalah semua jadwal kegiatan pun dipersiapkan, dimulai dari tes obat-obatan dan mereka bilang jika di urinku ada indikasi penggunaan obat-obatan terlarang, maka aku akan langsung dinyatakan gagal dan akan langsung dipulangkan.... sadis! Hahahah. Keesoknya aku harus terbang ke Mackay dan dilanjutkan dengan berkendara ke lokasi tambang yang berjarak 140 km dr Mackay. Setibanya di airport Mackay seorang pemuda bule kurus tinggi (belakangan aku tau tingginya lebih dari 2 meter! edan.. ) membawa papan namaku menungguku di terminal kedatangan. Namanya Stephen, sopan sekali orangnya dan ternyata dia adalah Mahasiswa yg lagi "kerja praktek" di tambang yang akan aku kunjungi. Mackay cukup indah menurutku, berada di pantai timur Australia sehingga merupaka surga buat yang doyan mancing....selain itu pantai-pantainya pun indah dan terawat seperti hampir semua pantai di Australia. Marinanya di daerah Whitsunday ( mulai dari Mackay sampai dengan Townsville ) di hiasi oleh banyak yacht dan boat-boat mewah...
Pemandangan selama dua jam perjalanan ke lokasi tambang di awali dengan perkebunan tebu yang sangat luas, Mackay ternyata terkenal sebagai kota penghasil gula sebelum terkenal sebagai kota tambang, dengan populasi sekitar 120.000 orang terdapat lebih kurang 4 pabrik gula besar di sekitar wilayah ini, bahkan ada yang bilang Mackay adalah sentra ilmu "pergulaan" di dunia dengan Mackay Sugar Institutenya. Belakangan aku bertemu dengan beberapa orang Manager dari beberapa pabrik gula di Indonesia yang mengadakan 'Studi Banding" seperti anggota DPR aja yah hehehehe.... Selain itu Cattle atau peternakan (sapi ) dalam sekala besar banyak sekali di jumpai di sini. Dan sebagian besar sapi-sapi tersebut diekspor ke Indonesia, makanya banyak para peternak yang terpukul saat pemerintah Australia melarang ekspor sapi ke Indonesia karena kasus "kekejaman di rumah potong hewan" karena mereka rugian sampai jutaan dollar. Dalam beberapa kesempatan aku sempat bertemu rombongan cowboy dan cowgirl yang sedang menggiring sapi-sapi mereka ke tempat pelelangan yang istilahnya sale yard, jumlahnya ratusan dan ternyata mereka itu walaupun menggiring sapi tetapi pakaiannya gak kalah ama orang kantoran, dan amat sangat rapi dengan kemeja lengan panjang, sangat berbeda dengan image cowboy di film-film yang dekil. [caption id="attachment_170347" align="aligncenter" width="448" caption="Salah satu pabrik gula di daerah Mackay"]
[caption id="attachment_170336" align="aligncenter" width="448" caption="Rombongan sapi hehehe.."]
[caption id="attachment_170337" align="aligncenter" width="454" caption="Dan foto berikut ini adalah sang gembala sapi, gimana pren? Lumayan kan? hehehe "]
[caption id="attachment_170339" align="aligncenter" width="448" caption="Perjalanan sempat beberapa kali terhambat karena banyaknya alat-alat berat yang diangkut dengan menggunakan trailer"]
Akhirnya tibalah kami di lokasi tambang, gak ada yang berbeda dengan tambang-tambang batubara yang ada di Indonesia, berdebu!... Setelah diperkenalkan dengan beberapa orang, proses wawancara kembali diulang ( gak bosen apa yah mereka ini wawancara ? soalnya aku dah bosen banget ). Lebih kurang 1 jam tanya jawab pun selesai dan dengan tanpa rasa bersalah aku bertanya ke Project Manager yang tadi juga ikut mewawancarai, " how about my chance?" tanya ku dalam bahasa Inggris logat Palembang, dan di jawabnya sambil tersenyum "your chance is very good" wah langsung keliyengan dech karena terharu, eh bahagia...hahahaha.. Selesai makan siang seorang Engineer mengajakku ke "pit" istilah untuk tambang terbuka, dan seperti umumnya tambang alat gali dan truck berukuran besar berseliweran dan sebagian besar truck yang digunakan disini bisa mengangkut beban seberat 250 ton sekali angkut! [caption id="" align="alignnone" width="673" caption="The black gold!"]
Proses penambangan batubara di sini sangat berwawasan lingkungan dan pengawasan oleh Departemen Lingkungan Hidup sangat ketat, dan apabila terbukti dan kedapatan melanggar hukumannya mulai dari mendapat surat peringatan, denda yg sangat besar hingga penutupan tambang dan praktek suap, korupsi dan sejenisnya tidak pernah terdengar sama sekalikarena hamper tidak ada ( bermimpi kapan di Indonesia semua bisa seperti itu ). Hewan-hewan liar seperti koala, kangguru, burung emu dan burung-burung kakaktua hidup dengan damai di sekitar tambang. Batubara yang dihasilkan dari tambang-tambang di Australia sebagian besar di eksport ke China, India dan Amerika Serikat, namun pasar batubara dunia amat sangat dipengaruhi oleh China, mereka sepertinya memegang control atas harga komoditi tersebut. Kembali ke ceritaku, setelah menghabiskan waktu selama 4 hari di tambang ( menurutku agak aneh karena biasanya orang datang untuk site visit hanya untuk 1/2 - 1 hari saja, tapi ini aku anggap sebagai pertanda baik, pertanda aku bakalan lolos dan keterima kerja di sini hehehehe...) akhirnya aku kembali ke Brisbane untuk beristirahat selama 2 hari sebelum kembali ke Indonesia. Sekitar 4 hari setelah tiba di Indonesia ada telpon dari kantor Brisbane yang memintaku untuk mengecek email karena mereka baru saja mengirimkan sesuatu dan ternya surat penawaran kerja, dengan kata lain aku keterima !!! Alhamdullilah....dan akhirnya petualangan menjadi TKI di Australia pun dimulai..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H