[caption id="attachment_330019" align="aligncenter" width="300" caption="Jalan Tol Kanci-Pejagan Cirebon (dok. pribadi)"][/caption]
Konsorsium 19 BUMN di bawah komando PT Jasa Marga serius menggarap proyek tol atas laut Pantai Utara Jawa (Pantura) dari Cirebon hingga Surabaya. Di sisi lain, sudah ada proyek Tol Trans Jawa yang belum juga rampung hingga kini.
Tol atas laut Pantura ditargetkan akan selesai 2017 bisa beroperasi, dan relatif tak ada kendala pembebasan lahan. Sedangkan tol Trans Jawa dipastikan molor dari target 2015 karena terhambat pembebasan lahan.
Selain infrastruktur rel kereta cepat, ruas tol ini direncanakan dilengkapi fasilitas jaringan pipa gas dan fiber optik. Proyek yang dikerjakan dan dibiayai oleh konsorsium BUMN ini telah memiliki studi kelayakan (feasibility study) fase I yakni ruas Surabaya-Semarang sepanjang 300 Km.
Studi ini dilakukan oleh PT Jasa Marga Tbk (JSMR) selaku pimpinan konsorsium tol atas laut. Hasil studi menyatakan ruas tol ini layak dibangun. Selanjutnya Jasa Marga akan melanjutkan studi fase II untuk rute Semarang-Cirebon sepanjang 200 Km. Studi akan keluar dalam 1 bulan ke depan.
Namun, rencana yang didengungkan oleh Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan ini mendapat reaksi yang cukup keras jika tak dapat dibilang negatif, dari Menteri Pekerjaan Umum RI Ir. Djoko Kirmanto.
Pak Djoko, agak ketus menjawab pertanyaan wartawan mengenai hal ini dengan mengatakan agar ide pembangunan jalan tol atas laut Semarang-Surabaya ini benar-benar digarap serius. Jangan Omdo (Omong doank !)
Tanggung jawab Pemerintah terhadap investor tol Trans Jawa
Saya mensinyalir keberatan Menteri PU akan usulan ini adalah:
1) Belum adanya pengajuan resmi untuk menjadi investor, kontraktor pembangunan hingga operator Jalan Tol ini
2) Belum adanya pengajuan design atas tol ini, biasanya dimulai dari Basic Design lalu dibahas oleh tim teknik PU beserta konsultan mereka, bersama para investor, sehingga akan diperoleh sebuah Final Engineering Design (FED) atas rencana pembangunan tol ini.