Mohon tunggu...
Heru Andika
Heru Andika Mohon Tunggu... -

Account lama saya di-hack karena saya menulis tentang kebenaran, namun saya tak akan pernah bisa dihentikan dengan cara seperti itu, karena saya amat mencintai menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Film "Jack Ryan The Shadow Recruit" Seru namun Masih Kurang Menegangkan

19 Januari 2014   13:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:41 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_316873" align="aligncenter" width="622" caption="Film Jack Ryan: The Shadow Recruit (Sumber: http://www.ematterz.com)"][/caption] Film tentang seorang agen rahasia CIA yang terkenal dari novel legendaris mendiang Tom Clancy, yaitu John Patrick Ryan atau yang kita kenal sebagai Jack Ryan ini mulai tayang di bioskop-bioskop Indonesia sejak tanggal 16 Januari 2014. Sebagai seorang yang telah melahap novel-novel Clancy, menonton berulang-ulang film yang berangkat dari novelnya seperti "The Hunt for The Red October", "Patriot Games", "Clear and Present Danger" serta "Sum of All Fears" yang semuanya berkisah tentang sang tokoh Jack Ryan dari sejak menjadi agen rahasia muda CIA yang sempat tergabung dengan US Marine Corps, hingga menjadi Presiden AS dalam novel terakhir Clancy yang saya baca "The Bear and the Dragon". [caption id="attachment_316841" align="aligncenter" width="300" caption="Mendiang Tom Clancy, pencipta karakter Jack Ryan (www.usatoday.com)"]

13901117921879442493
13901117921879442493
[/caption] Besar harapan saya, film ini akan jauh lebih memutar otak, dan mendebarkan jantung saya dibanding film-film agen rahasia lain seperti James Bond, Jason Bourne, dan Ethan Hunt-nya Mission Impossible. Apalagi secara penokohan, aktor utamanya Captain Kirk muda dalam film Star Trek, yaitu Chris Pine yang berwajah mirip anggota boyband Westlife. Aktris cantik Keira Knightley yang terkenal sebagai putri seorang bajak laut dalam  trilogi "Pirates of Carribean", serta aktor-sutradara kawakan Inggris, Kenneth Brannagh, peraih Oscar dalam film "Henry V". Satu lagi peraih Oscar dalam film ini, Kevin Costner juga turut bermain sebagai rekruter agen CIA yang merupakan seorang Kolonel US Navy, Thomas Harper. Namun secara alur cerita saya agak kecewa dengan film ini. Film ini sejatinya adalah awal dari re-telling kisah perjalanan karir Jack Ryan dari muda yang mungkin jika sukses, akan dibuat sekuel-sekuelnya hingga ia menjadi Presiden USA. Mungkin ujung dari sekuel ini adalah mengangkat novel The Bear and The Dragon ke layar lebar, karena memang hanya novel itulah karya best seller Clancy yang belum difilmkan. Tetapi dari sisi ketegangan agak kurang. Sayang, padahal penokohan sang antagonis, Viktor Cherevin, pengusaha minyak dan pemain pasar modal bengis dari Russia, diperankan dengan sangat dingin dan fasih bahasa Russianya oleh Branagh yang juga menyutradarai film ini. [caption id="attachment_316846" align="aligncenter" width="300" caption="Kenneth Branagh, aktor sekaligus sutradara film ini (www.aceshowbiz.com)"]
13901121651722616623
13901121651722616623
[/caption] Namun tingkat ketegangannya jujur saja, saya kok, jauh lebih menikmatinya ketika menonton film-film trilogi Bourne, dari Identity yang diperankan oleh Matt Damon, hingga Bourne Legacy yang diperankan oleh peraih Oscar dalam film "Hurt Locker" yaitu Jeremy Renner. Bahkan mungkin saya lebih dag dig dug di kala membaca novel-novelnya Tom Clancy. Pun ketegangan menonton film ini, masih kalah dibandingkan film-film Mission Impossible-nya Tom Cruise. Padahal dalam film ini ada adegan Jack Ryan menerobos sistem pertahanan komputer milik Chrerevin, langsung di kantor pusatnya di Moscow Russia, di saat yang bersamaan Cherevin sedang makan malam dengan Cathy (Keira Knightley) yang menjadi "pacar kumpul kebo"-nya Ryan tak jauh dari lokasi kantor Cherevin, hanya di seberang jalan! Harusnya tingkat kerumitan, kecanggihan teknologinya, hingga ketegangan akibat nyaris ketahuan yang menjadi ciri khas film Mission Impossible, akan jauh lebih tinggi intensnya yang dialami Ryan, karena ia bekerja seorang diri hanya dipandu oleh Tom Harper (Kevin Costner), atasannya, dari gedung seberang. Praktis di lantai tertinggi gedung Cherevin Corp. itu, Ryan bekerja seorang diri. Sementara Ethan Hunt seringkali dibantu oleh 2-3 orang rekan setimnya dalam Mission Impossible. Namun, saya merasa masih kalah suspense dibanding menonton Mission Impossible. Kesadisan Kenneth Brannagh pun masih kuran tereksploitasi, untuk menimbulkan antipati penonton. Bandingkan musuh utama Ethan dalam Mission Impossible yang diperlihatkan dengan jelas memotong kelingking rekannya yang dianggap berkhianat, dengan pisau pemotong cerutu, atau musuh-musuh James Bond yang diperlihatkan serius menyiksa sebelum membunuh orang-orang yang dikasihi Bond, dalam rangka meneror sang agen rahasia 007 tersebut. Sayang, karena wajah Viktor Cherevin yang diperankan Kenneth Branagh, maupun sang putranya Aleksandr (Alec Utgoff) cukup dingin, bahkan boleh dibilang bengis dalam film ini. Tapi dikisahkan dalam film ini cara membunuh mereka ternyata tak terlalu sulit. Walau di adegan terakhir, setengah mati Ryan bergulat demi menghentikan Aleksandr yang dengan ngototnya ingin melakukan bom bunuh diri untuk meledakkan gedung Pasar Modal terbesar di dunia, Wall Street. Namun sisi positif jika tak bisa dibilang cerdas dalam film ini adalah dengan mengangkat intelektual seorang Jack Ryan muda dalam film ini. Dikisahkan sebagai seorang agen rookie CIA, tugas pertama Ryan yang selain pensiun dini sebagai seorang marinir, namun juga seorang sarjana ekonomi lulusan London Business School, bukanlah adu tembak dan adu jotos secara fisik dengan musuh negara. Namun bekerja sebagai seorang analis pasar modal di Wall Street, yang digambarkan kejeniusan dalam membaca gerak dan arah pasar, termasuk sepak terjang Cherevin, yang ingin melakukan aksi jual yang dapat menghancurkan pasar modal dunia dalam sekejap, melalui cara yang kasar, yaitu sesaat setelah membom gedung Wall Street. Bagi saya yang maniak novel-novel inetlijen karya Clancy, Fredderick Fosyth, dan Vince Flynn, serta sebagai seorang akuntan... di adegan-adegan inilah, saatnya saya harus mantheng, dan mata melotot otak berpikir keras menonton film ini. Dan memang untuk hal inilah saya menonton film ini. Jika ingin sekedar mencari hiburan, saya lebih memilih menonton film Hobbit, atau superhero-superhero fiktif seperti Hulk, Thor, Superman, Batman, Spiderman, X-Men, Iron Man, dan Captain America Secara keseluruhan film ini tidak bisa dibilang buruk, namun jika ingin dibuat sekuel Jack Ryan berikutnya, hendaknya dipersiapkan sebuah plot yang tingkat intensitasnya setinggi film-film Jack Ryan di abad 20 di atas. Bukan masalah jika sekali lagi ingin mengankat tema ekonomi, mengingat latar belakang pendidikan Jack Ryan sebagai lulusan sekolah bisnis terkemuka di dunia. Buktinya saya masih jauh lebih tegang menyaksikan film Wall Street nya Michael Douglas maupun Shia Le Beouf dibanding film ini. Saya mafhum, pada dasarnya Branagh memang seorang sutradara yang terkenal dengan film dramanya. Mungkin berbeda jika sekuel berikutnya film ini disutradrai oleh sutradara Prancis favorit saya yang terkenal dengan kreatifitas adegan laganya, Luc Besson. Atau sutradara Inggris spesialis film mafia Inggris, yang terkenal dengan Italian Job dan trilogi Ocean Eleven-nya, mantan suami Madonna, Guy Ritchie. Mungkin perlu dipertimbangkan nama Christopher Quarrie yang berhasil membuat sukses dan tenar nama polisi militer Jack Reacher dalam film yang diperankan Tom Cruise di awal 2013 lalu. Kembali bersama Cruise, Quarrie kini sedang terlibat dalam pembuatan Mission Impossible V yang akan rilis tahun 2015 mendatang. Jack Reacher yang dalam novel, popularitasnya jauh di bawah Ryan, ternyata dalam filmnya terlihat lebih cerdas, misterius, sekaligus multitalent dibanding Ryan dalam film Shadow Recruit. Yap, masih banyak sisi-sisi kecerdasan dan multitalent Jack Ryan dalam film ini yang kurang tereksploitasi, padahal ia terkenal di dalam novel sebagai seorang yang gemar belajar dan pantang menolak tantangan, hingga akhirnya menjadi Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik yang patriotis tersebut. Jika Pine ingin memerankan sekuel film ini, hendaknya ia menyelaraskan diri dengan karakter Harrison Ford yang dikenal sebagai aktor pemeran Jack Ryan paling sering dan paling popular, dalam "Patriot Games"dan "Clear and Present Danger". Jack Ryan versi Ford tersebut digambarkan sebagai sosok family man yang cerdas berwibawa, namun tak kalah tegas, dan cekatan secara fisik dalam menghadapi tantangan yang membahayakan nyawanya sendiri, keluarga dan negaranya. Chris Pine harus mampu menyambungkan karakter Ryan muda tersebut dengan karakter Ryan tua yang diperankan Harrison Ford. Tidak perlu takut bahwa ia akan tenggelam di bawah bayang-bayang Ford. Ini beda kasusnya dengan film Superman yang sudah kental dikenal orang aktornya adalah Christopher Reeve, Spiderman oleh Toby Maguire, dan Batman oleh Christian Bale, sehingga menyulitkan Henry Cavill (Superman), Andrew Garfield (Spiderman), maupun Ben Affleck (Batman 2015). Kasus penokohan Jack Ryan ini lebih mirip dengan pemeran James Bond, mulai dari legenda Sean Connery, diganti Roger Moore, Pierce Brosnan lalu Daniel Craig. Susah-susah gampang menggantikan karakter masing-masing pemeran Bond yang sama-sama populer itu. Namun karena sepanjang umur, film James Bond dari tahun 1960-an hingga kini selalu diproduseri oleh keluarga Broccoli, sehingga siapa pun pemerannya selalu ada benang merah kesamaan ciri khas Bond yang tak hilang, meski secara fisik penampilan Bond tampak beda-beda. Ciri khas itu adalah keanggunan Bond dalam memikat wanita cantik dalam pandangan pertama, hampir selalu dimulai di pesta cocktail, dengan minuman pesanan khasnya "Vodka Martini stirr, not shakened". Perpaduan Bond yang humoris, playboy, gemar main judi poker dan roulette, serta mahir berkelahi menggunakan pakaian tuxedo. Ciri khas yang sempat diparodikan Jackie Chan dalam film Tuxedo. Semoga jika ada, sekuel Jack Ryan akan lebih baik lagi daripada The Shadow Recruit yang menurut penilaian saya, untuk skala lima bintang, film ini masih layak diberikan tiga bintang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun