Mohon tunggu...
Heru Andika
Heru Andika Mohon Tunggu... -

Account lama saya di-hack karena saya menulis tentang kebenaran, namun saya tak akan pernah bisa dihentikan dengan cara seperti itu, karena saya amat mencintai menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wolf of Wall Street, Film Pialang Saham yang Membuat "Tegang"

28 Januari 2014   13:20 Diperbarui: 4 April 2017   18:04 1669
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_318840" align="aligncenter" width="300" caption="Film Wolf of Wall Stree yang "][/caption] Awalnya saya ngebet banget ingin menonton film ini, karena plot cerita nya mengenai dunia perdagangan di Buras Efek terbesar di dunia, Wall Street, Amerika Serikat. Menjadi pialang saham adalah cita-cita yang nggak kesampaian saat saya kuliah dulu. Jadi setiap film yang mengisahkan tentang sepak terjang para broker saham, selalu membuat saya melotot dari awal hingga akhir film. Belum lagi aktor utama nya adalah Leonardo Di Caprio. Aktor yang usianya sepantaran saya ini, nasibnya ironis mirip bintang sepakbola Spanyol Xavi Hernandez yang selalu dapat pujian akibat penampilannya memenangkan dua kali Piala Eropa (2008 dan 2012) serta Piala Dunia 2010, yang pertama kali untuk negaranya, 9 gelar juara Eropa dan dunia bersama FC Barcelona, namun selalu gagal menjadi pemain terbaik dunia pilihan FIFA. Begitupun Di Caprio, tampil cemerlang dalam film Catch Me If U Can (2002), Gangs Of New York (2002), The Aviator (2004), Blood Diamond (2006), The Departed (2006), Shutter Island (2010) dan Inceotion (2010), Django Unchained (2012) and The Wolf of Wall Street (2013). Namun paling tinggi ia hanya memenangkan Golden Globe Award untuk dua film saja, yaitu The Aviator dan film ini....Wolf of Wall Street. Selebihnya, ia hanya puas dinominasikan untuk empat kategori Academy Award dan sepuluh Golden Globe Award. Belum pernah ia mearih penghargaan tertinggi di dunia, untuk insan film, yaitu memenangkan Academy Awards atau Piala Oscar. Kembali ke resensi film yang berdurasi 2,5 jam ini. Dijamin sepanjang film, para penonton, pria maupun wanita akan dibuat "TEGANG" karena menonton film ini. Impian saya untuk menyaksikan perjuangan seorang jenius yang berbuat kriminal untuk melepaskan dirinya dari jeratan hukum dalam film ini agak kurang terakomodir, malah mungkin saya bisa bilang "terganggu". Saya berharap ada aksi menegangkan asah otak, taktik sembunyi, penyamaran, ataupun berkejaran dari pihak keamanan seperti tokoh pemalsu cek Frank Abagnale yang bahkan saking jagonya menipu, tak punya lisensi penerbang, bisa tampil sebagai seorang kapten pilot muda ternama di airlines Pan Am. Itu yang bisa kita saksikan dalam film "Catch Me If You Can" yang diperankan Di Caprio tahun 2002. Sedikit mirip,Di Caprio di film ini memerankan Jordan Belfort seorang pialang saham muda yang terkena imbas krisis Wall Street tahun 1987, di awal karirnya, ketika bekerja di perusahaan investasi kelas dunia Rothschild. Di sinilah ia berkenalan dengan bos nya, yang merusak pandangan dan pola hidup Belfort di kemudian hari. Sang bos yang diperankan oleh Matthew Mc Conaughey mengajarkan bahwa hidup menjadi pialang itu adalah menjual ilusi atau yang ia sebut "Fugazzi". Tak ada itu istilah investor saham menjadi kaya. Yang ada uang mereka yang itu-itu juga yang kita putar, yang menjadi kaya sebenarnya adalah para pialang melalui komisi hasil transaksi saham yang terkadang keuntungannya pun sebenarnya bisa dipalsukan. Jadi pialang hidup nya stress tingkat tinggi, jika kita tidak hidup dalam dunia ilusi (Fugazzi) tersebut. Cara agar kita dapat menikmati hidup sebagai pialang Fugazzi, adalah melalui pesta, seks, dan narkoba. 3 unsur yang tak boleh dipisahkan. [caption id="attachment_318848" align="aligncenter" width="300" caption="Belfort sedang diajarin "]

13908896821107001577
13908896821107001577
[/caption] Terpental akibat PHK besar-besaran di perusahaan tersebut, Jordan yang masih pengantin baru, punya tanggung jawab menafkahi istrinya, kemudian dibantu sang istri melamar ke sebuah perusahaan investasi kecil di Long Island. Metode kerja perusahaan ini agak beda dengan perusahaan Belfort sebelumnya pun dengan perusahaan-perusahaan investasi Wall Street sekelas J.P Morgan, Goldman Sachs, Merrill Lynch ataupun Lehman Brothers yang menyasar saham-saham bluechip dan perusahaan-perusahaan bonafid. Perusahaan tempat kerja barunya Belfort ini menyasar perusahaan-perusahaan kelas teri yang dengan bakat merayu nya yang luar biasa terhadap orang-orang kaya AS yang gatal ingin berinvestasi atau memuar uang nya, Belfort mampu memecahkan rekor sebagai pialang yang tercepat dalam mencatat transaksi terbesar sepanjang sejarah perusahaan. Singkat cerita sang pialang pun pulang membawa gaji bulanan US$ 72.000, dan hal ini menyilaukan salah seorang tetangganya Donnie Azoff (Jonah Hill) untuk bekerja sebagai pialang bawahannya. Dengan uang yang ia punya, Belfort kemudian mendirikan perusahaan investasi dengan sasaran pasar perusahaan kelas teri yang harganya "digoreng" untuk kemudian ditawarkan sahamnya kepada orang-orang kaya AS yang mudah ia rayu. Meniru cara kerja perusahaan Long Island Investment tempat ia bekerja terakhir. Perusahaannya ia namakan "Stratton and Oakmont Investment Inc". Untuk menambah SDM, ia pun melakukan perekrutan baru untuk para broker saham. Namun dengan mengandalkan pada jasa Donnie yang slenge'an ngawur, maka para kandidat pialang itu terdiri atas bandar narkoba, lelaki broken-home, seorang jenius yang dikucilkan keluarga karena perilaku aneh nya, intinya bukan orang-orang memenuhi kualifikasi sebagai pialang saham, jika menggunakan standar Wall Street ataupun regulator bursa efek AS, SEC. Namun di tangan midas Jordan Belfort, mereka segera dilatih, dipersiapkan dan diindoktrinasi sebagai pialang PHP (Pemberi Harapan Palsu) yang tokcer semua. Lambat laun , tim kecil ini terus membesar, dan akhirnya perusahaan investasi abal-abal ini berubah jadi perusahaan bonafid yang menempati satu lantai eksklusif di sebuah gedung di kawasan perkantoran elit di Long Island, AS. Sebagai CEO, Belfort memang "berlidah" sakti, mulai dari para staf, dan pialang nya, hingga para kliennya, dapat dibuat terpesona oleh gaya bicara dan tutur kata nya. Ia seorang orator ulung kala berpidato, dan marketer yang sulit ditolak di kala sedang melakukan prospect terhadap para calon kliennya. Sukses mendatangkan uang berlimpah. Belfort segera berubah menjadi seorang businessman sukses. Tipe impian para sarjana ekonomi seluruh dunia. Muda, tampan, sukses, bisnis nya pun bonafid, bermain di Bursa Efek. Namun gelimang sukses pun diikuti godaan, wanita, harta dan obat-obatan terlarang yang akhirnya menghancurkan rumah tangga Belfort. [caption id="attachment_318841" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu adegan "]
13908853631686940203
13908853631686940203
[/caption] Selanjutnya adegan film garapan sutradara peraih Oscar, Martin Scorcese ini berubah jadi mirip film porno. Penuh adegan seks vulgar, wanita bugil di hampir setiap adegan, bahkan ada adegan hubungan homoseksual yang vulgar, sang pelayan rumah Belfort yang homo tersebut diperlihatkan disiksa secara brutal oleh Belfort dkk., yang selain karena menuduh sang pelayan terlibat pencurian uang Belfort, juga karena mereka sedemikian jijiknya dengan kaum pencinta sesama jenis tersebut. Saya tidak tahu apakah dalam kisah nyata nya seorang Jordan Belfort menjalani kehidupan seks dan kecanduan obat-obatan separah yang digambarkan dalm film. Intinya saya kurang dapat ilmu trik-trik Keuangan yang sebenarnya amat saya cari sebagai seorang akuntan yang seringkali saya gunakan untuk membantu tugas saya kala melakukan pekerjaan audit. Ilmu-ilmu tersebut banyak saya dapat dalam film Catch Me If You Can, tapi tidak dalam film ini. Film ini adalah perpaduan antara gaya humor porno American Pie, dengan adegan-adegan seks film-film porno. Tak pantas ditonton bersama dengan keluarga, jangankan dengan anak-anak, dengan istri pun rasanya kok masih terkesan terlalu vulgar. Alih-alih membuat istri terangsang, jika ketahuan istri, bahwa saya menonton film ini, saya khawatir bisa dituduh seorang maniak seks.....hahaha...Martin Scorcese sutradara sakit jiwa! Kakek tua peraih Oscar lewat karya-karyanya seperti Taxi Driver (1976) bersama Robert De Niro dan The Departed (2006) bersama aktor Di Caprio juga, ternyata di usia 70 tahun malah menghasilkan sebuah karya yang boleh dibilang amoral dan merusak citra seni. Saya tidak munafik, tentu sebagai lelaki normal melihat tubuh-tubuh wanita kulit putih aduhai polos berkali-kali di film ini, amat memanjakan mata dan syahwat. Memang mungkin Scorcese ingin menggambarkan betapa rusaknya moral si Jordan Belfort yang meraih kekayaan dari "uang haram" aksi tipu-tipu. Duit Jin dimakan Setan. Mendapatkan dengan cara haram, menghamburkannya dengan cara haram. Tapi apa iya, sevulgar itu gaya hidupnya, sampai ada adegan Belfort hendak menyetubuhi pramugari pesawat terang-terangan di hadapan puluhan penumpang satu pesawat, seorang pramugari di dalam sebuah penerbangan kelas satu, ke luar negeri? Seperti tak ada celah untuk bebas dari hal yang mesum setiap menit film ini. Adegan dengan busana lengkap pun, masih diarahkan menjadi adegan seks, seperti adegan Belfort melakukan pelecehan seksual kepada pramugari diatas. Apa jangan-jangan aslinya Belfort hanya melakukan pelecehan berupa colek-colek, atau raba-raba saja? Bahkan adegan yang diawali pertemuan santun antara Belfort dengan bibi (tante) dari Naomi istri kedua nya, di London, yang harus nya hubungan antara tante dengan mantu ponakan, masih juga diarahkan kepada nafsu syahwat....(tepok-tepok jidat). Masa nenek-nenek, tante nya istri mau "diembat" juga??? Di film ini bahkan ada juga Jean Dujardin, aktor Prancis sang peraih Oscar dalam flm The Artist (2011). Namun lagi-lagi yang di eksploitir dari Dujardin dalam film ini adalah karakter licik dan nafsu seksnya samapi digambarkan ia dalam film ini meniduri istri Donnie Azoff. Keterlaluan benar si kakek tua Scorcese ini. Di tahun 1976, film Taxi Driver nya Robert De Niro terlihat sangat sopan, nyaris tak ada adegan vulgar. Begitupun adegan-adegan panas film-filmnya bersama Di Caprio sebelumnya. Jauh lebih sopan, tak terkecuali "Catch Me If You Can" yang menjadi kegemaran saya tersebut. Namun film WWS ini,.....benar-benar membuat "puyeng", bukan karena intrik perdagangan bursa efeknya,.....tapi karena terlau banyaknya melihat.....ehmmmm......ehmmmmm.....hehehe [caption id="attachment_318842" align="aligncenter" width="300" caption="Scorcese sedang mengarahkan salah satu adegan vulgar film WWS (www.reviewjournal.com)"]
13908857601229680482
13908857601229680482
[/caption] Jadi sekarang faham kan makna dari judul tulisan saya di atas yang ada kata-kata "TEGANG"...?? hehehe....kalo gak kuat jantung dan iman jangan menonton.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun