Mohon tunggu...
Heru Andika
Heru Andika Mohon Tunggu... -

Account lama saya di-hack karena saya menulis tentang kebenaran, namun saya tak akan pernah bisa dihentikan dengan cara seperti itu, karena saya amat mencintai menulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bu Risma... Jadi "Lone Ranger" Itu Memang Berat

18 Februari 2014   17:43 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43 2458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_323287" align="aligncenter" width="300" caption="Tri Rismaharini Walikota Surabaya (suaramasa.com)"][/caption] Salah seorang pemimpin politik negeri ini, yang sedang "banjir" pujian dan penghargaan tiba-tiba setelah tampil dalam sebuah talkshow di Metro TV dalam acara "Mata Najwa" tanggal 12 Februari 2014 lalu, mengatakan tidak menutup kemungkinan jika ia akan mengundurkan diri. Amat disayangkan, mengingat saya sendiri yang mengunjungi Surabaya tahun 2011 lalu, setelah 10 tahun tidak ke kota Buaya tersebut, dibuat terkagum-kagum dengan perubahan fisik kota tempat dimana almarhum Ayah saya pernah dibesarkan tersebut. Rimbun, tertib, bersih, serta mulai dipenuhi gedung-gedung tinggi, sempat membuat angan saya melayang ke kota Singapura. Dan saya ternyata tak salah. Kota Surabaya, pada tahun itu juga, dalam sebuah ulasan di sebuah media cetak Singapura, dinobatkan sebagai "The Little Singapore".....orang Singapura sendiri yang mengakui jika kota di Indonesia yang paling mirip tampilan fisiknya dengan kota kebanggan mereka, adalah SURABAYA. Belum lagi jika program Monorel dan Trem Surabaya benar-benar sukses terwujud. Saat ini proyek tersebut sedang memasuki tahapan lelang. Targetnya tahun 2016, warga Surabaya telah dapat menikmati salah satu moda transportasi ramah lingkungan tersebut. [caption id="attachment_323289" align="aligncenter" width="300" caption="Salah satu sisi bersih Surabaya (perencanaankota.blogspot.com)"][/caption] 1) Menentang Proyek Tol Tengah Kota Surabaya Namun ternyata program pro rakyat sang walikota ini adalah salah satu yang menyebabkan ia mendapat tekanan politik dari pihak-pihak tertentu yang merasa khawatir, rezeki mereka akan macet akibat proyek mereka tak dapat diwujudkan, malah diganti Monorel dan Trem. Disinyalir proyek itu adalah Jalan Tol Dalam Kota Surabaya, yang menurut Risma, hanya akan memacu orang tambah akan banyak membeli mobil, bukan solusi terbaik mengurangi kemacetan.....melihat fakta di lapangan, tol dalam kota Jakarta, hampir setiap pagi, apalagi di saat ada banjir.....macet total berjam -jam. Boros BBM dan polusi....itu yang coba diantisipasi oleh proyek monorel Suro dan trem Boyo nya Bu Risma. [caption id="attachment_323288" align="aligncenter" width="300" caption="Rencana Rute Monorel-Trem Surabaya (keretaapiinfo.com)"][/caption] 2) Menggusur lokalisasi prostitusi terbesar di Asia Tenggara, Kompleks DOLLY Satu per satu tempat lokalisasi di Surabaya diarahkan untuk dialih fungsikan. Bu Risma tidak ingin menutup paksa lokalisasi pelacuran Dolly tanpa ada peralihan profesi. Karena yang demikian hanya akan membuat para PSK yang selama ini terlokalisir, justru akan berjualan di jalanan. Beliau bahkan telah menginisiasi untuk diadakan pengajian, bagi para PSK.....namun nampaknya ada pihak-pihak yang selama ini mengambil keuntungan dari bisnis seks selama ini yang tak menyukai program bu Risma sendiri. Para PSK bisa saja, diarahkan belajar menjahit, memasak untuk kemudian wirausaha, serta diberikan tausiyah ke arah agama. Lah para bos besar rumah pelacuran ini? Jelas mereka tak bisa menjahit dan memasak, bahkan mungkin tak sholat dan mengaji, yang penting buat mereka adalah uang...tak peduli halal haram nya. Bu Risma harus dijegal ! 3) Sengketa di Kebon Binatang Surabaya Salah satu Kebon Binatang terlengkap di Asia Tenggara ini telah 4 tahun belakangan ini menjadi "kuburan binatang"....begitu orang menyebutnya. Hampir setiap minggu setiap bulan, ada saja hewan yang mati secara tak wajar. Pemkot Surabaya di bawah pimpinan Bu Risma akhir tahun lalu mencoba mengambil alih manajemen KBS tersebut, karena menurut sang walikota, disinyalir manajemen lama terlibat tindakan korupsi, dan akan mengalihfungsikan secara paksa KBS, menjadi mall. Karena tak mendapat persetujuan dari Pemkot, maka satu per satu pun hewan penghuni KBS, dikondisikan mati satu per satu (bahasa halusnya dibunuh), jangankan binatang jinak, singa, binatang buas sekalipun tewas secara mengenaskan. Ijin dari Kemenhut untuk peralihan manajemen ini lambat turunnya, sehingga diakui sang walikota, menghambat pihaknya mengambil tindakan penyelamatan terhadap hewan-hewan di KBS. 4) Tender/Lelang proyek Pemkot, yang harus online Sistem lelang terbuka secara online ini, sebenarnya efisien, dan memudahkan para calon supplier dari belahan bumi manapun, mengetahu bahwa Surabaya punya proyek yang ditawarkan, dan siapapun secara terbuka dapat ikut lelang, yang cukup mengisi data formulir pendaftaran di situs www.surabaya.go.id Tentu bagi pihak yang berkongkalingkong dalam tender, ada perut yang terancam kelaparan gara-gara penerapan sistem ini. Terakhir bu Risma merasa tak nyaman, karena "disodori" wakil yang merupakan orang yang telah ia blacklist, Whisnu Sakti Buana. Baginya, ia seolah kini dihadapkan dan dipaksa bekerjasama dengan orang yang menjadi "musuh" nya. Memang inilah kelemahan seorang pemimpin wanita, sisi emosional seringkali bermain dalam karir dan politik. Namun memang terbayangkan ketidaknyamanan bekerja sama dengan orang yang punya "masalah" dengan kita. Bu Risma kini diisukan berseberangan jalan bukan hanya dengan sang Gubernur Soekarwo.....namun juga dengan Partai PDIP yang mengusung nya. Namun bercermin pada kasus Jokowi sewaktu menjabat Walikota Solo, yang dianggap cari sensasi oelh Gubernur Jateng Bibit Waluyo,......justru kini popularitas Jokowi mengalahkan sang mantan boss, yang justru akibat komentar sok galaknya itu, malah dimusuhi masyarakat, popularitas nya menurun drastis. Jadi untuk Bu Risma.....rakyat Indonesia saat ini suadh muak dengan segala kepalsuan, dan demam menyalahgunakan jabatan untuk kesenangan pribadi dan orang-0rang terdekat serta menyengsarakan rakyat. Rakyat Indonesia kini membutuhkan pemimpin yang pro rakyat seperti Bu Risma, Pak Jokowi.....namun sayang, seringkali orang-orang seprti kalian, bagai "Lone Ranger", punya idealisme di tengah kungkungan mafia politik, yang bukan hanya dari kalangan lawan politik, bahakn dari kalangan rekan satu jalan pun bisa ada yang menelikung dari belakang....jika gara-gara idealisme, kita tidak menurut pada nafsu mereka. Presiden USA John F. Kennedy tahun 1963, dan adiknya Robert tewas dibunuh karena idealisme yang pro rakyat menentang kekuatan "tak terlihat" yang ingin menyengsarakan rakyat demi kepentingan mereka semata. Pemimpin Islam yang menjadi pelopor ajaran blusukan untuk mengetahui dan menampung aspirasi rakyat, Umar Ibn Khattab r.a., harus tewas dibunuh saat memimpin sholat Subuh berjamaah oleh lawan politiknya. Memang itu lah harga sebuah idealisme....bu Risma, Pak Jokowi. Terkadang nyawa taruhannya. Jika Anda berdua konsisten, hidup atau mati, nama Anda akan selalu harum di mata masyarakat. Namun jika Anda berpaling di tengah jalan, maka Anda berdua akan segera berubah dari HERO to ZERO, atau dari People Idol turns into Public Enemy no. 1 Presiden RI saat ini , Susilo Bambang Yudhoyono sedang merasakan nya. Padahal suka tidak suka, harus diakui, kemajuan ekonomi Indonesia sejak reformasi, memang paling pesat di era beliau. Namun tidak kunjung tuntasnya kasus-kasus korupis yang melibatkan orang-orang terdekatnya, serta perangai istri dan anak bungsunya yang seringkali dianggap kurang berempati pada aspirasi rakyat kecil, membuat pak SBY kini dalam posisi guncang. Beruntung, ini adalah tahun terakhir beliau seharusnya menjadi Presiden. Tak akan mungkin beliau mengajukan diri lagi dalam Pilpres 2014 ini. Dr. Burhanuddin Muhtadi, seorang pengamat politik pernah menagatakan berdasarkan hasil survei, hanya ada satu orang wanita yang elektabilitas nya tinggi untuk menjadi Presiden RI, jika memang dibutuhkan Capres wanita pada 2014 ini. Bukan Megawati, bukan pula Sri Mulyani.....melainkan, Tri Rismaharini ! Ini berdasarkan survei suara rakyat. [caption id="attachment_323290" align="aligncenter" width="300" caption="Tunjungan, Surabaya di malam hari (koleksi pribadi)"][/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun