Jelang persiapan Pemilu 2024, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) secara mengejutkan mengumumkan diri sebagai calon presiden dan calon wakil presiden.Â
Peta dukungan pemilih untuk pasangan ini menjadi perbincangan hangat.
Menurut laporan di CNBC Indonesia (1/9/2023), Cak Imin memiliki dukungan yang cukup kuat. Partainya, PKB, memiliki 9,5 juta suara dalam Pemilu 2019 dan basis dukungan yang kuat di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Setidaknya, kita perlu ingat bahwa peta politik seringkali berubah tanpa bisa diprediksi. Contohnya perubahan dalam dukungan untuk calon wakil presiden dari Capres Ganjar Pranowo. Selain itu, Partai Nasdem yang mendukung Anies Baswedan sebagai Capres, dinamika pemilihan bisa saja berubah lagi.
Profil Cak Imin
Muhaimin Iskandar, yang akrab disapa Cak Imin, memiliki sejarah karir politik yang panjang dan beragam:
Cak Imin memulai perjalanan politiknya sebagai anggota DPRD Jawa Timur pada tahun 1987. Kemudian, pada tahun 1992, ia terpilih sebagai anggota DPR RI. Puncak karirnya datang saat ia menjabat sebagai Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam Kabinet Persatuan Nasional (KPN) dari tahun 2001 hingga 2004. Pada tahun 2004, Cak Imin terpilih sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan sejak itu, ia telah memimpin partai ini dengan kuat.
Selain itu, Cak Imin juga memiliki pengalaman politik yang mencakup jabatan sebagai Wakil Ketua MPR RI dari tahun 2009 hingga 2014. Dalam dunia politik, prestasi Cak Imin juga mencakup kepemimpinan yang sukses dalam Pemilu 2019, di mana PKB berhasil meraih 9,5 juta suara, menunjukkan kekuatan partainya. Dia juga memiliki basis dukungan yang solid di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Selain karir politiknya, Cak Imin juga aktif dalam organisasi-organisasi Islam, seperti Dewan Masjid Indonesia (DMI), di mana ia menjabat sebagai Ketua Umum dari tahun 2010 hingga 2015. Dengan pengalaman politik yang kaya dan jaringan yang kuat, Cak Imin menjadi figur penting dalam politik Indonesia.
Profil Anies Baswedan