Mohon tunggu...
Heru Wahyudi
Heru Wahyudi Mohon Tunggu... Dosen - Lecture

Musafir

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pro Kontra Kebijakan tentang Skripsi Tidak Lagi Wajib

31 Agustus 2023   11:40 Diperbarui: 2 September 2023   08:37 1959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Nadiem Makariem Mendikbudristek RI (Foto : nasional.kompas.com)

Dalam kebijakan terbarunya yang diumumkan oleh Mendikbudristek, Nadiem Makarim, ada perubahan terkait skripsi tak lagi diwajibkan bagi mahasiswa tingkat S1. 

Sejumlah sumber telah mengindikasikan bahwa kebijakan itu menghilangkan kewajiban bagi mahasiswa S1 untuk menyelesaikan skripsi sebagai salah satu syarat kelulusan

Dari penjelasan Nadiem Makarim menyebutkan, tujuan di balik kebijakan ini untuk menyederhanakan kompetensi lulusan dan mengintegrasikan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Seperti yang dilansir pada (29/08/2023) kemarin, keputusan itu pun mengundang beragam respons positif dan negatif di kalangan akademisi serta masyarakat umum.

Proses kebijakan ini telah memicu perdebatan seputar dampak dan manfaatnya. Di satu sisi, para pendukungnya berpendapat bahwa perubahan ini dapat mendorong pengembangan kompetensi lulusan yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Pengurangan beban akademik yang terkait dengan tak lagi diwajibkannya penyusunan skripsi juga dianggap dapat membebaskan mahasiswa untuk mengikuti berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan pengembangan diri yang lebih luas.

Disisi lain, para kritikus berpendapat bahwa skripsi memiliki peran penting dalam mengasah kemampuan analisis, penelitian, dan pemecahan masalah mahasiswa. Skripsi tidak wajib dianggap dapat mengurangi kedalaman pemahaman mahasiswa terhadap bidang studi mereka dan berpotensi mereduksi kualitas lulusan.

Pada akhirnya, kebijakan Nadiem Makarim terkait skripsi tak lagi diwajibkan bagi mahasiswa S1 telah menciptakan dinamika diskusi mengenai pendidikan tinggi dan tujuan akhir dari pendidikan tersebut. Sementara beberapa pihak melihatnya sebagai langkah inovatif untuk menyesuaikan pendidikan dengan tuntutan zaman, pihak lain merasa perlu untuk lebih mendalam dalam menganalisis dampak jangka panjang dari perubahan ini terhadap kualitas dan kompetensi lulusan.

Pro Kebijakan Nadiem Makarim tentang Skripsi Tidak Wajib

Alasan mendukung kebijakan ini dapat diuraikan sebagai berikut:

Pertama-tama, kebijakan ini akan membantu meringankan beban yang saat ini dikenakan pada mahasiswa. Seperti yang diungkapkan pada liputan semua media (29/08/2023), mahasiswa tidak akan lagi diwajibkan untuk menyusun skripsi sebagai persyaratan kelulusan. Kebijakan tersebut dapat membebaskan mahasiswa dari tuntutan waktu dan energi yang biasanya diperlukan untuk menyelesaikan tugas akhir ini.

Dengan tak wajib skripsi sebagai persyaratan kelulusan, para mahasiswa akan memiliki lebih banyak peluang untuk mengalokasikan waktu mereka pada pengembangan kompetensi dan keterampilan lainnya yang juga memiliki nilai penting dalam dunia pendidikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun