Postmodernisme telah menjadi aliran pemikiran yang sangat relevan dalam konteks jagad media saat ini. Paradigma ini muncul sebagai antitesis dari gagasan modernisme yang dianggap tidak berhasil dan tidak lagi relevan.Â
Dalam kaitannya dengan media, postmodernisme menawarkan pandangan baru yang membantu kita memahami dan menganalisis fenomena media dengan cara yang lebih luas dan kompleks.
Salah satu pandangan sentral dalam postmodernisme adalah penolakan terhadap ide kebenaran. Menurut pandangan ini, kebenaran adalah sebuah mitos.Â
Tidak ada satu kebenaran tunggal atau cara benar untuk memahami alam atau teks. Dalam konteks media, hal ini berarti bahwa tidak ada satu penafsiran yang benar atau objektif terhadap pesan media.Â
Kita harus menyadari bahwa pesan-pesan yang kita terima melalui media selalu dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti nilai-nilai, latar belakang budaya, dan cara pandang pribadi kita sendiri.
Postmodernisme juga menekankan pentingnya pluralitas dan desentralisasi dalam pendidikan. Dalam konteks media, ini berarti kita harus mengakui dan menghargai beragam sudut pandang, suara, dan narasi yang ada.Â
Tidak ada satu versi tunggal dari kebenaran atau cara yang benar dalam memahami media. Melalui pendekatan ini, kita dapat menghindari sikap yang sempit dan terbuka terhadap berbagai sudut pandang yang berbeda.
Selain itu, postmodernisme juga mencerminkan keraguan dan ketidakpastian terhadap pengetahuan dan sistem pengetahuan yang ada. Dalam konteks jagad media, hal ini berarti kita harus menyadari bahwa media tidak selalu dapat diandalkan sebagai sumber informasi yang benar.Â
Media dapat mempengaruhi cara kita memahami dunia dan mungkin memiliki motif atau agenda tertentu. Oleh karena itu, kita perlu melihat media dengan kritis dan mempertanyakan narasi yang disampaikannya.
Secara keseluruhan, postmodernisme relevan dalam konteks jagad media karena memberikan pendekatan yang baru dan kritis dalam memahami fenomena media.Â