Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Financial

Kaget, Ternyata PPN di Indonesia Termasuk Paling Tinggi di Negara Asean

4 April 2024   23:49 Diperbarui: 4 April 2024   23:53 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lagi gandrung dengan TikTok karenanya banyak materi atau isu sensitif didapatkan dari platform media sosial dari China ini. Tiktok saat ini mentransfer berbagai platform informasi yang cukup sensitif dan pedas.Kami menemukan data menarik, ternyata PPN Indonesia menjadi nomor 2 dari negara -negara Asean.

Nah, ini data menohok bagi kemarin ada warga Kagama yang sepertinya masih PD dan bangga jika PPN di Indonesia termasuk kecil , sepertinya saudara kita  membandingkan dengan negara Barat.


 Wajah ekonomi Indonesia bakal menjadi seperti apa jika pada tahun 2024 benar -benar Pemerintah Baru akan naikkan PPN menjadi 12 Persen. Kebaikam ini artinya PPN Indonesia akan menjadi nomor satu bersama negara Philipina yang mengenakan PPN terbesar di Asean.

Mengapa kita sangat rewel dengan isu kenaikan PPN 12 persen ?

Jawabannya buat usahawan kecil kayak kita adalah margin keuntungan berdagang saat ini hanya kisaran 5-10 persen , kadang kala bahkan berjualan tidak ada keuntungan hanya untuk mengejar omset harian , buat kegiatan anak buah, membuang stok dan menjaga cash flow keuangan biar kelihatan kinerja usaha sehat . Wajar dibuat pura -pura sehat karena mempertahankan reputasi ke pihak debitor bank . He he...

Mungkin akan ada yang ngeyel berkata jika bukannya penguasa bocil tidak terkena PPN??

Ha..ha...memang iya, kita hanya dikenakan PPH final namun barang yang kita jual bakal naik karena pihak pabrik akan menjual dengan harga disesuaikan dengan pajak kekinian , termasuk akselerasi PPN yang terus naik .

Bagiamana dengan pengusaha modern atau para retailer?

Mboh lah....yang pasti akan semakin sepi pembeli dan juga berakibat gagalnya ekosistem bisnis dari mata rantai pemasok , tenaga kerjanya, investor dan juga kembali itu sendiri .  Semua sepi pembeli dan akibatnya banyak PHK dan juga sektor perdagangan dan bisnis kolaps.

Apa iya Pemerintahan Baru nanti akan tutup mata apa yang bakal terjadi Jika PPN dipaksa naik 12 persen ??

#Janji politik
#makan siang gratis

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun