Mohon tunggu...
Heru Subagia
Heru Subagia Mohon Tunggu... Relawan - Aktivis Kegiatan UMKM ,Relawan Sosial dan Politik
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulis adalah media ekspresi tampa batas,eksplorasi dan eksploitasi imajiner yang membahagiakan . Menulis harus tetap bertangung jawap secara individu dan di muka umum. . Hobi menulis disela -sela kesibukan menjaga toko ,mengurus bisnis ,berkegiatan di umkm dan politik dan bisnis. Lingkungan hidup juga menjadi topik utana bagi penulis untuk advokasi publik berkaitan isu isu penyelamatan dan pelestarian alam . Mari kita gemar menulis , mendobrok tradisi ,menambah literasi dan menggugat zona nyaman berbagai kehidupan .

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menunggu Lahirnya Artificial Demokrasi Baru

8 Agustus 2023   11:09 Diperbarui: 8 Agustus 2023   12:47 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Rejim lama demokrasi akan segera ditinggalkan. Tidak bisa dipungkiri jika teknologi yang konon diciptakan oleh manusia akhirnya membunuh peradaban lama yang diciptakan manusia pintar pada zamannya. 

Dialog dan komunike peradaban yang dibawanya akan pudar dan usang. Manifesto peredaran sedang dibuat dan diarahkan untuk menyingkirkan dan juga mengkudeta peradaban lama.

Modernisasi dan kapitalisasi teknologi kian marak. Pada saat ini, pemahaman dan juga kecerdasan teknologi hanya selintas untuk membantu menaikkan tujuan politik yang dibangunnya. Lokus sakral dalam berpolitik sudah tidak ada.

Banyak cara untuk menjadi politis hebat dan sebaliknya terlalu mudah untuk membunuh karier puncak seorang politisi ke jurang kenistaan. 

Dengan menggunakan piranti teknologi  sederhana seorang anggota dewan atau politis harus hilang jabatan karena terdapat jejak digital yang kotor atau percakapan konspirasi jahat  di HP-nya  tersadap.

Berbagai kejahatan politik sangat mudah terdeteksi oleh teknologi rekayasa manusia. Melalui ide dan juga inovasi akal hingga tercipta teknologi yang bisa dipercayai membantu atau justru sudah menjadi hakim yang mematikan bagi manusia serta peradaban itu sendiri. 

Bisa disadari jika kelak, proses dan juga manifesto sebuah perubahan gagasan bahkan penyampaian ideologi politik akan tercipta dan dipaksakan akan berlanjut dan berlaku menjadi peradaban politik artifisial.

Skenario dan juga adab serta budaya akan ditentukan oleh kemahiran serta kearifan sebuah artifisial politik teknologi.

Oleh karenanya, terlalu  murah bagi artificial politik untuk mewujudkan dan menciptakan tujuan politik manusia. 

Begitu juga , politik artifisial ini akan sangat mudah dan  cepat mengantarkan tujuan menjadi seorang politisi pintar dengan segala kenakalan serta kecerdasannya.

Terjadinya sebuah ekosistem politik digital dan dihasilkan sebuah produk politisi melalui sebuah mertua  artifisial intelejen. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun