"Pertanyaanya,Partai Kamu dukung Sistem Pemilu Proporsional Terbuka,kok beraninya Kamu getol dukung Sistem Pemilihan Proporsional Tertutup?" Apa Sampeyan tidak takut dibinasakan oleh Ketua Partai-Mu?". Ngeri juga untuk menjawabnya.
Saya hanya bilang, "Bagi Kami masuk politik itu karena passion dan ajakan suara hati. Â Ada banyak ide gila dan radikal yang kita gagas dan perjuangankan, ide dan gagasan serta kepercayaan yang ingin kita sampaikan sebagai wacacana atau dialog publik terbatas. Kita menginginkan proses dan tindakan serta sikap politik kita mencerminkan seorang kenegarawaan dari sekedar politisi amatiran atau abal-abal".
"Trus, sebenarnya hubungan sistem pemilu yang dipakai mempengarui suplai negarawan, di mana letak subtansi ikatan dan relevansinya dengan kenegarawanan?"
Mari kita cerna secara bijak atau memakai kaca mata dimensional, rasionalitas kita untuk membuka cakrawala  berfikir luas dan mendalam ,bagaimana proses politik sangat erat dengan proses awal lahirnya binbit-bibit kenegarawan.
Menuruta kaidah ilmu politik,salah satu tujuan didirikan partai politik adalah mencetak kader dengan serangkaian proses internal partai dan interaksinya sehingga kader tersebut tercetak sebagai kader ideologis yang akan membawa pesan dan sekaligus bertindak sebagai aktor politik aktif. Dan selanjutnya  menjalankan roda organisasi, mengorganisasikan dan manajemen konflik (agregasi),memproses dn mengendalikan (artikulasi) dan juga melakukan evaluasi secara periodik. Kader yang sudah berpengalaman juga mempunyai tugas lanjutan yakni mengkader anak didik baru dalam paket proses kaderisasi internal partai yang berjenjang.
Parpol Ideologis
Dalam tugas yang luas dan mendalam,partai politik berkewajiban mencetak dan melhirkan negarawan. Proses yang dibutuhkan untuk mencetak satu negarawan dibutuhkan komitmen dan kepatuhan ideologis universal. Artinya kader yang akan diciptakan untuk negarawan sudah final sebagai kader dengan rating intrgritas tinggi,komitemen diri yang tangguh dan daya intelektualitas mumpuni. Kecerdasannya sudah melampau teori dan praktek politik biasa.Â
Menempatkan dirinya sebagai bagian agen perubahan dan pemberdayaan yang kepatuhan tugas dan fungsinya bukan ke tua partai atau partai tetapi memiliki kedaulatan dan wewenang penuhuntuk tunduh kepada supremasi hukum dan UUD negara.Â
Tugas negarawan bukan lagi pengurus atau pelayan partai tetapi sudah menjadi hamba negara,kepatuhan dan loyalitasnya sudah terkoneksitas dengan kelekatan ideologi bangsa dan negara. Â Seorang politisi negarawan sudah berhasil bersetubuh dengan ideologi negara.
Nah,bagaimana partai dapat memulai proses penjaringan,kaderisasi, monitoring dan evaluasi bagi siapa saja yang akan dijadikan negarawan ? Sudah siapkan partai dan elite partai sadar dan memahaminya bahwa partai politik bukan hanya sebagai mesin mencapai kekuasaan tetapi lebih dari itu partai politik adalah bagian inti software dan hardware-nya negara. Parpol adalah bagian stage holder yang dimiliki negara,menjadi bagian tak terpisahkan dari akar dan batang tubuh negara.
Lantas apa hubungan sistem pemilihan pemilu dengan pencetakan negarawan? Bagaimana proses berfikir dan alur perencanaan dan kebijakan serta implementasinya di partai politik?
Sangat erat  sekali sistem pemilu yang dipakai dengan proses melahirkan jabang bayi negarawan.Menjadi persetujuan mutlak jika parpol satu-satunya alat dan wadah berpolitik politik praktis atau berkelanjutan,Parpol menjadi legitimasi formal untuk menjadi stempel individu atau korporasi berperan di wilayah kedaulatan politik vertikal dan horisontal.
Partai dan Demokrasi
Secara umum,Pemilu diakui sebagai sarana paling demokratis dan berkemanusiaan untuk menciptakan keadilan dan kesejahteraan memperoleh legalisasi kedudukan politik yang diakui oleh negara dan rakyat. Sistem pemilu yang adil ,jujur dan berbobot kan menjadikan wilayah pengelolaan dan urusan implementasi kebijakan privat atau negara akan menampilkan wilayah keadilan proporsional yang mewadahi. Pemerintahan dan legislatif hasil pemilu yang obyektif dan maksimum akan  menjadikan penyebaran kedaulatan maksimal hak dan kewajibannya sebagi individu dan juga golongan terwadai dan terikat dalam satu sistem.
Proses awal yang baku dalam demokrasi adalah ketersediannya alat atau wadah menyalurkan atau mengakomodasikan wilayah kepentingan umum dan kpentingan diri. Partai politik harus ada dan menjadi pintu masuk partisipasi individu atau kelompok. Dengan demikian, kelembagaan politik harus siap menyediakan infrastruktur dan sistem baku untuk memberikan ruang dan jalan individu atau kelompok memenuhi target dan tujuannya.
Ketika berbicara kepentingan dan target dalam partai politik,tugas terberat bagi parpol adalah komitemnnya mematuhi prinsip-prinsip holistik bagi terpenuhuinya kewajiban inti untuk negara dan banga.Subtansi inilah yang menjadi medan pertaruhan bagi partai untuk sekedar menjalankan politik praktis atau memaksakan untuk tunduk dan mengambil peran politik kenegarawan.
Mandat Partai
Sitem proporsional tertutup memberikan legitimasi penuh bagi partai dan elitenya memilih dan menunjuk sekaligus memberikan mandat langsung individu untuk bekerja dan berkompetisi memenangkan pemilu.Partai mempunyai telunjuk penuh untuk memberikan komando satu arah dan menguasai penuh sistem komando tersebut. P{artai sekaligus memborong kedaulatan atas dirinya dan kekuasaanya untuk meraih yang dicita cita-citakan oleh entitas partai.
Mutlak,partai harus mempunyai platform ideologis jelas yang tidak bersinggungan dan berseberang dengan ideologi negara. Ruh partai menjadi bagiankecil ruh negara yabng dititipkan di partai.Sepenuhnya ideologi tersebut mencerminkan tujuan dan maksud didirikannya dan dijalannkanya sebuah kelembagaan partai. Sudah menjadi kepastian jika ideologi partai harus tunduk dan sepakat baik materi dan ruhnya terhadap ideologi negara.
Dengan demikian,sudah jelas jika partai harusnya mempunyaim organ dan mekanisme jelas untuk meraih dan mencukupi kebutuhan ideologis induknya,bukan merangrong atau mencoba mengkudeta. Ideologi partai liberal adalah contoh kudeta politik yang sesungguhnya menjadi bagin amoral politik dan pelanggran sesungguhnya partai terhadap bangsa dan rakyat.
Wahana kepartian ideologis menjadi landasan tercapainya visi dan misi bangsa secara menyeluruh dan menjadi bagian integral wilayah penyatuan dan kesatuan bangsa, menyeluruh dalam satu paket kebijakan stategis dan berkelanjutan.
Untuk mengisi organ kepartaian yang ideologis,partai harus bertindak dan berkewajiban melaklukan rekrutmen ideologis  dan konsolidasi ideologis. Urginitas asupan organ ideologis adalah penyediaaan ribuan kader ideologis yang siap diindokrinasi dan didihibahkan untuk kader bangsa dan negara mengisi  ketersediaan ratusan negarawan.
Gerbang Negarawan
Sistem pemilu proporsional tertutup menjadi solusi untuk disepakati dan dipakai sebagai pintu awal proses politik  berkelanjutan dalam pencapaian target  ideologis dan juga kader-kader negarawan.Partai tidak lagi asal dan mencomot siapa saja yang akan menjadi anggota partai ataupun berkeinginan menjadi wakil rakyat (DPR).Rekrutmen kader menjadi bagian krusial sistem pengkaderan. Harus ketat,rigid dan komprehensif dengan kesesuaian dan batas -batas terukur  sehingga terkoneksi langsung kebutuhan bilogis ideologi partai.Â
Tidak ada lagi proses instan dan tititpan dalam setiap rekrutmen partai.Seseorang kader yang akan berkarier sebagai politisi  harus sabar menunggu dan sudah mendeklarasikan  dengan dirinya konsekuensi dan hak-hak serta kewajibannya sebagai kader ideoligis. Seleksi dalam jenjang yang ketat,terarah dan terukur.
 Akan menjadi perbuatan tercela dan kotor bagi siapa saja yang memotong atau merusak sistem ideologis kepartian. Selevel Ketua Umum atau elite partai pun harus tunduk dan bekerja untuk partai dan ideologinya. Semua sistem dan fungsi harus tunduk oleh ideologi partai.Â
Politisi Ideologis Adalah Negarawan
Dengan ketaat penuh dan loyalitas,kader yang menjadi calon legislatif akan menjadi icon perjuangan kolektif untum memenangkan supremasi ideologi, nilai-nilai dan juga hakekatnya sebuah ideologi termaktub.Kekuatan penuh dari bagian sel terkecil,akar,batang ranting bekerja untuk memperoleh pengakuan dan penghargaan sesungguhnya dari kepercayaan ideologinya.Â
Yang lebih terpenting lagi,individu yang ditunjuk sebagai calon anggota dewan tidak serta mewakili identitas dan kepentingan  partai tetapi sudah menjadi keputusan final bahwa kader tersebut harus menjadi bagian dari aset negara dan bangsa.Inti dari segala inti demokrasi adalah kepatuhan dan loyalitas serta dedikasinya untuk negara dan bangsa. Harga mutlak dan tidak bisa ditawarkan ,harusnya politisi ideologis sesungguhnya negarawan.
Dengan loyalitas dan kepatuhan penuh pada ideologi negara,setiap politisi negarawan akan bangga akan tugas dan funsinya sebagai individu terlahir di negaranya yang talah  telah nyata-nyata hadir sebagai pejuang ,martir untuk supremasi ideologis bangsanya.Â
Hanya politisi hiprokrit  atau politisi kutu loncat akan memakai kedok menjadi politisi yang mempunyai sifat kenegarawannya untuk  menipu. Mereka Merak adalah kader partai yang terseleksi dengan sistem pemilu tertutup dan  menjadi kafir atau murtad dari ideol0ginya. Mereka  sudah tidak malu atau setidaknya tidak jera melakukan tindakan pelanggaran atas jabatanya  diareal  keterwalilannya di parlemen atau jabatan publik. Mereka politisi kutu loncat yang akan nekad dan berani melakukan pelanggran ideologi, menjadi seorang koruptor kebijakan atau korupsi wewenamg dan jabatan. Akhirnya politis kutu lancat tersebut akan menjadi bahan  ketertawaan dan olok -olah oleh sejarah dan akan dinistakan oleh rakyat sebagai penjahat ideologi dan demokrasi.
 "Kalau Saya jadi presidennya,politisi tersebut akan kita kubur hidup-hidup atau kita lemparkan di rawa buaya. Pelanggaran berat sebagai penjahat politik". Sekian dan terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H