Gerbang Negarawan
Sistem pemilu proporsional tertutup menjadi solusi untuk disepakati dan dipakai sebagai pintu awal proses politik  berkelanjutan dalam pencapaian target  ideologis dan juga kader-kader negarawan.Partai tidak lagi asal dan mencomot siapa saja yang akan menjadi anggota partai ataupun berkeinginan menjadi wakil rakyat (DPR).Rekrutmen kader menjadi bagian krusial sistem pengkaderan. Harus ketat,rigid dan komprehensif dengan kesesuaian dan batas -batas terukur  sehingga terkoneksi langsung kebutuhan bilogis ideologi partai.Â
Tidak ada lagi proses instan dan tititpan dalam setiap rekrutmen partai.Seseorang kader yang akan berkarier sebagai politisi  harus sabar menunggu dan sudah mendeklarasikan  dengan dirinya konsekuensi dan hak-hak serta kewajibannya sebagai kader ideoligis. Seleksi dalam jenjang yang ketat,terarah dan terukur.
 Akan menjadi perbuatan tercela dan kotor bagi siapa saja yang memotong atau merusak sistem ideologis kepartian. Selevel Ketua Umum atau elite partai pun harus tunduk dan bekerja untuk partai dan ideologinya. Semua sistem dan fungsi harus tunduk oleh ideologi partai.Â
Politisi Ideologis Adalah Negarawan
Dengan ketaat penuh dan loyalitas,kader yang menjadi calon legislatif akan menjadi icon perjuangan kolektif untum memenangkan supremasi ideologi, nilai-nilai dan juga hakekatnya sebuah ideologi termaktub.Kekuatan penuh dari bagian sel terkecil,akar,batang ranting bekerja untuk memperoleh pengakuan dan penghargaan sesungguhnya dari kepercayaan ideologinya.Â
Yang lebih terpenting lagi,individu yang ditunjuk sebagai calon anggota dewan tidak serta mewakili identitas dan kepentingan  partai tetapi sudah menjadi keputusan final bahwa kader tersebut harus menjadi bagian dari aset negara dan bangsa.Inti dari segala inti demokrasi adalah kepatuhan dan loyalitas serta dedikasinya untuk negara dan bangsa. Harga mutlak dan tidak bisa ditawarkan ,harusnya politisi ideologis sesungguhnya negarawan.
Dengan loyalitas dan kepatuhan penuh pada ideologi negara,setiap politisi negarawan akan bangga akan tugas dan funsinya sebagai individu terlahir di negaranya yang talah  telah nyata-nyata hadir sebagai pejuang ,martir untuk supremasi ideologis bangsanya.Â
Hanya politisi hiprokrit  atau politisi kutu loncat akan memakai kedok menjadi politisi yang mempunyai sifat kenegarawannya untuk  menipu. Mereka Merak adalah kader partai yang terseleksi dengan sistem pemilu tertutup dan  menjadi kafir atau murtad dari ideol0ginya. Mereka  sudah tidak malu atau setidaknya tidak jera melakukan tindakan pelanggaran atas jabatanya  diareal  keterwalilannya di parlemen atau jabatan publik. Mereka politisi kutu loncat yang akan nekad dan berani melakukan pelanggran ideologi, menjadi seorang koruptor kebijakan atau korupsi wewenamg dan jabatan. Akhirnya politis kutu lancat tersebut akan menjadi bahan  ketertawaan dan olok -olah oleh sejarah dan akan dinistakan oleh rakyat sebagai penjahat ideologi dan demokrasi.
 "Kalau Saya jadi presidennya,politisi tersebut akan kita kubur hidup-hidup atau kita lemparkan di rawa buaya. Pelanggaran berat sebagai penjahat politik". Sekian dan terima kasih.