Anies dan AHY Bertemu , Simbol Kebingungan dan Kepanikan Menghadapi Pilpres 2024.
Hari Minggu(18/09/22) merupakan  momen politik nasional paling ditunggu-tunggu oleh pemirsa tanah air. Anies Bawesdan Agus  Harimurti Yudhoyono/AHY bertemu dalam sebuah acara resepsi di Jakarta. Acara tersebut cukup ramai mendapatkan sorotan media TV atau online. Pasalnya, tidak hanya AHY dan Anies saja yang bertemu, namun nada sejumlah tokoh penting yang menyertainya.
Bagi Anies sendiri, acara yang begitu penting tersebut rupanya yang menjadi alasan ketidakhadirannya dalam acara Temu Kangen Alumni Kagama DKI yang digelar di Ancol,Minggu (18/09).Â
Pertemuan Kagama DKI tersebut dihadiri sekitar 2500 alumnus UGM dan nampak juga kehadiran Gubernur Jateng Ganjar Pranowo serta sejumlah Menteri Kabinet Jokowi dari alumni UGM.Anies merupakan alumni UGM dari Fakultas Ekonomi.
Deretan nama penting yang dianggap sebagai tim pendukung dan penopang/bohir  AHY dan Anies ,nampak hadir Surya Paloh Ketua Umum Nasdem , hadir juga Presiden PKS Ahmad Syaikhu dan Wakil Presiden RI ke-10 Jusuf Kalla.
Publik menebak dan membacanya jika pertemuan tersebut bukan agenda biasa. Kerja politik diantar kandidat capres dan cawapres, partai pendukung dan para bandar penopang pasangan capres-cawapres
Tentunya,masyarakat menduga pertemuan tersebut sudah diskenariokan sebagai bagian kegiatan politik khususnya menghadapi isu-isu kontestasi politik menjelang tahun 2024.
Penulis menduga jika ada beberapa agenda yang secara implisit dan  eksplisit tertuang dalam beberapa rumusan strategis dan menjadi bagian ruangan hasil pembahasan ketiga petinggi partai.
Pertemuan Ketiga Ketua Partai merupakan sinyal kuat jika ada bahan pembicaraan yang cukup serius untuk dikomunikasikan. Bisa saja dalam sesi tersebut, realisasi gagasan koalisi yang santer terdengar di luar akan segera terbentuk dan juga untuk menjawab kekuatiran SBY jika pilpres 2024 didesain dan dikondisikan hanya diikuti oleh dua pasangan.Â
Saat ini memang 3 partai tersebut belum melakukan  deal politik resmi dengan partai manapun untuk menginisiasi secara serius terbentuknya koalisi partai yang kokoh dan permanen.
PKS sendiri yang pernah diajak PKB menetaskan ide Koalisi Semut Merah ternyata sirna dan tidak ada follow up lebih lanjut antara elite partai. Justru PKS meras ditinggalkan oleh mitra pencetus koalisi yakni PKB yang secara sepihak menyebrang ke Gerindra.