Anak yang lebih besar dia bonceng di depan, sedangkan yang lebih kecil di gendong dengan kain yang diikat di tubuhnya.Â
Di tengah debu dan asap kendaraan yang menderu, si anak yang paling kecil memeluk tubuh ibunya erat sambil sesekali matanya terpejam menahan kantuk.
Seketika pikiran Novi menerawang ke masa kecilnya di kampung halamannya di Toraja.
Almarhumah ibunya yang hanya seorang guru honorer di SDN 116 Rante Kasimpo, kecamatan Makale. Gajinya yang tak seberapa sebagai guru, harus dicukupkan untuk memenuhi kebutuhan hidup 3 orang anaknya.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, ibunya membuat jajanan anak dan es mambo untuk dititipkan ke kantin sekolah.
Hasil yang tidak seberapa selalu disyukuri dengan sepenuh hati. Tidak pernah terdengar kalimat keluhan dari mulut ibu nya.
"Nak, seberapa susahnya hidup kita sekarang, jangan pernah kamu mengeluh. Masih banyak orang lain yang hidupnya jauh lebih susah daripada kita."
"Bersyukurlah atas karunia Tuhan kepada kita. Seberapapun jumlahnya, jika kita syukuri akan menjadi berkah."
Pesan dari almarhumah ibunya itu baru dia ingat sekarang.
Air matanya meleleh.
Tangannya diangkat ditangkupkan ke mukanya.