[caption caption="koleksi sarapan pagi"][/caption]Teluk Jakarta, sebagai warga pendatang yang sudah mengikuti pilpress 2 periode, saya baru mengetahui jika Jakarta memiliki Teluk. Ya teluk Jakarta, saat ini sedang dibangun mega proyek di sana, Reklamasi 17 pulau.
Mega proyek reklamasi teluk Jakarta, bagi saya merupakan simbol ekspansi Jakarta. Persaingan dunia properti misalnya, memaksa setiap pengembang menggarap wilayah-wilayah perbatasan. Bekasi, Depok, Bogor, Tangerang merupakah pilihan yang pas untuk menampung warga Jakarta, lebih tepatnya pekerja yang berkantor di Jakarta yang tidak mampu memiliki rumah di Jakarta, seperti saya misalnya. Hmmm...
Wilayah perbatasan tersebut sudah tidak menarik lagi. Mereka ingin perluasan ekspansinya menjadi kawasan terpadu dari Jakarta, bukan kawasan terpadau di wilayah perbatasan seperti, kota Bekasi, Depok, Bogor maupun Tangerang.
Sejalan dengan misi tersebut, nampaknya tidak semua pihak sependapat dan menyetujuinya. Misi itu membuat masyarakat Jakarta merasa dipinggirkan, misi itu membuat para oposisi kecolongan dan kehilangan moment. Misi yang sarat dengan kepentingan dari berbagai pihak. Misi yang lamat-lamat menjadi rebutan para koruptor.
Teluk Jakarta harus bisa mendorong Indonesia menjadikan Jakarta setara dengan Singapura. Menarik sekali, akan-kah bisa menjadi daya tarik pilihan para investor untuk membangun usahanya di Indonesia?
Seiring dengan pembangunan mega proyek reklamasi Teluk Jakarta yang seolah dipaksakan. Tidak dapat dipungkiri pihak-pihak yang tidak sepaham dengan misi itu, bersikeras ingin menghentikannya. Mereka menyatakan proyek tersebut sangat merugikan banyak pihak, nelayan adalah salah satunya. Pihak lain yang juga ikut memprotes, tidak berani menyatakan agar proyek reklamasi dihentikan untuk selamanya. Mereka hanya berupaya agar proyek itu dihentikan sementara. Mungkin sampai dengan ketika mereka yang berkuasa baru proyek itu dilanjutkan kembali. Jika demikian maka, pihak-pihak itu sepertinya hanya bermain drama saja.
Mari kita tunggu, apakah benar mereka berupaya menghentikan proyek itu karena kepentingan masyarakat Jakarta atau karena ingin merebut proyek itu. Lumayan fee nya 10%.
Â
Salam damai Indonesia ku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H