Mohon tunggu...
heru pmg
heru pmg Mohon Tunggu... wiraswasta -

Ibarat mutiara di dalam lumpur, bagaimana orang tau bahwa anda berharga. Maka bangkit dan berkaryalah sekarang!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Melihat Perubahan dari Kacamata Rakyat Biasa‎, Dunia Pertambangan

25 Maret 2016   23:35 Diperbarui: 26 Maret 2016   01:36 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

 

Presiden Jokowi memiliki program pemerataan pembangunan dengan menitikberatkan pada pembangunan infrastruktur, karena infrastruktur yang baik dapat mendukung kemajuan ekonomi setiap daerah.

Pemerintah seolah sudah berhitung, memaksa para pengusaha tambang untuk beralih ‎mengerjakan project-project itu. Mungkin karena pemerintah ingin fokus maka sengaja menutup kran dunia pertambangan, walhasil ‎eksodus yang terjadi oleh para pengusaha tambang menuju project infrastruktur seolah sudah disekenariokan.

Mereka harus memiliki smelter untuk hasil produksi tambangnya. Pemerintah membuat regulasi begitu.‎ Para pemain dengan modal terbatas, memilih memberhentikan kegiatan tambangnya dan melelang peralatannya. Bagi pengusaha besar, bahkan namanya sudah masuk 50 pengusaha tersukses dan terkaya di Indonesia, mereka melihat itu sebagai peluang. ‎B‎eralihnya para pengusaha menengah menuju project infrastruktur, membuat mereka semakin leluasa menguasai dunia pertambangan.‎

Indonesia Timur, seperti papua yang kaya akan hasil tambang namun kehidupan masyarakatnya sangat memprihatinkan, seperti sengaja akan mendapatkan perhatian khusus.‎‎ Ribuan meter kubik batu split diangkut kapal-kapal tongkang dari Sulawesi menuju ke sana pada setiap harinya. Hot moment, pengusaha itu dengan sisa keringatnya membangun stone crusher plant, jetty disepanjang pantai timur Palu. Desa Loli menjadi primadona disana. Gunung-gunung dikeruk, masyarakat sekitar mendapat polusi debu dan kebisingan serta penghasilan dari menjadi tenaga kasar disana.

Apakah benar bahwa pemerintah sengaja mengalihkan para pengusaha itu ?
‎
Salam,‎

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun