Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Langkahkan Kaki ke Candi: Kembali Belajar Sejarah

6 Januari 2014   01:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:07 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap tempat adalah istimewa, karena memiliki ciri khas dan keindahan yang berbeda antara satu dengan lainnya. Demikian halnya dengan Indonesia. Kaya akan tempat-tempat menarik yang layak untuk dilihat, yang tidak kalah dengan tempat menarik di ujung bumi lainnya. Kita kaya panorama dan sejarah, itu sudah pasti. Namun ketika orang Indonesia ingin melihat tempat indah di ujung dunia yang lain itu juga wajar, sama halnya orang asing yang ingin melihat tempat indah yang kita miliki. Karena masing-masing memiliki pesona yang berbeda.

1388941922155074652
1388941922155074652

Suatu saat teman pernah bercerita, ketika dia pulang dari studi lanjut di sebuah negara Eropa. Jika ada seminar ke Asia pasti pembimbingnya yang berangkat sendiri. Sementara kalau tempat lain yang masih kawasan Eropa mahasiswanya yang disuruh berangkat. Dan dengan bangganya pasti ditunjukkanlah foto-fotonya ketika melanglang ke negara Asia. Dan foto itu salah satunya adalah ketika bergaya di candi Borobudur. Sang professor itu bangga berfoto di antara stupa candi. Sama halnya ketika saya mengikuti kuliah tamu dari dosen asal Swedia. Setelah mengakhiri kuliah, dengan bangga dia tunjukkan hasil jepretannya yang mengabadikan suasana di sekitar Malioboro. Termasuk deretan motor yang diparkir yang demikian panjang. Jelas saja itu dianggapnya unik karena pasti di negaranya tidak akan menemui hal semacam itu. Ya samalah dengan kita, tapi kebalikannya. Pasti juga senang jika berfoto di tempat yang jauh misal di salah satu tempat di Eropa sana. Itu adalah hal yang wajar-wajar saja. Karena sekali lagi, setiap tempat punya keindahan yang berbeda. Dan setiap orang pasti ingin merasakan sensasi perbedaan itu.

1388942003905486685
1388942003905486685

1388942095277586780
1388942095277586780

Untuk melihat keindahan dan tempat menarik yang ada di dekat kita kadangkala sering terlewatkan, karena kadang tidak menjadi prioritas, mentang-mentang karena dekat. Jadi pikiran kapan-kapan saja, selalu sering terjadi. Malah jadinya sama sekali belum ke tempat tersebut. Ya saya belum pernah melihat ke situs Ratu Boko, sampai kemarin. Akhirnya keinginan itu terwujud. Keterlaluan bukan?

1388942227852332824
1388942227852332824

1388942311880052903
1388942311880052903

Melihat candi juga belajar sejarah. Saya masih ingat ketika masa SMP dulu, pernah berwisata ke candi Borobudur, dan memori itu melekat hingga sekarang. Oleh karena itu jika anak-anak liburan sekolah, mereka saya ajak jalan-jalan, salah satu diantaranya ke candi. Karena tinggal di Yogya, dekat banget kan? Ke Borobudur dekat, apalagi ke candi Prambanan dan situs Ratu Boko. Sepertinya memang keterlaluan, saya belum pernah ke situs Ratu Boko, meskipun anak-anak sudah bersama ayahnya. Sebenarnya kalau jujur saya juga baru ke Prambanan dua kali, meskipun melewati jalan di depan candi itu mungkin beratus-ratus kali. He he he. Begitulah. Yang dekat biasanya tidak menjadi prioritas, karena selalu berpikiran bisa kapan saja datang ke sana.

*****

1388942466154750856
1388942466154750856

1388942545548838380
1388942545548838380

1388943182181740821
1388943182181740821

Candi Borobudur yang berada di kota Magelang (semua juga tahu he he he biarlah belajar lagi sejarah dikit yaa), candi ini berbentuk stupa yang didirikan penganut Buddha, pada masa tahun 800 pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Ya, candi ini sudah masuk sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO pada tahun 1991. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang di bagian atasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang di dalamnya terdapat arca Buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).

1388943252647343903
1388943252647343903

1388943352305983613
1388943352305983613

13889434212121317215
13889434212121317215

Menurut sejarawan J.G. de Casparis, pendapat bahwa Borobudur adalah tempat pemujaan. Berdasarkan prasasti Karangtengah dan Tri Tepusan, Casparis memperkirakan pendiri Borobudur adalah raja Mataram dari wangsa Syailendra bernama Samaratungga, yang melakukan pembangunan sekitar tahun 824 M. Bangunan raksasa itu baru dapat diselesaikan pada masa putrinya, Ratu Pramudawardhani. Pembangunan Borobudur diperkirakan memakan waktu setengah abad. Hmmm lama juga ya. Maklum bangunan sebesar dan semegah itu.

1388943480842030658
1388943480842030658

138894355561493805
138894355561493805

Sedangkan Candi Prambanan, menurut prasasti Siwagrha, disebut juga Candi Rara Jonggrang, mulai dibangun pada sekitar tahun 850 Masehi oleh Rakai Pikatan dan terus dikembangkan dan diperluas oleh Balitung Maha Sambu, di masa karajaan Medang mataram.

1388943848554091637
1388943848554091637

1388943757677627125
1388943757677627125

Candi Prambanan ini juga termasuk situs warisan dunia UNESCO, candi Hindu terbesar di Indonesia, sekaligus salah satu candi terindah di Asia Tenggara. Arsitektur bangunan ini berbentuk tinggi dan ramping sesuai dengan arsitektur Hindu pada umumnya dengan candi Siwa sebagai candi utama memiliki ketinggian mencapai 47 meter menjulang di tengah kompleks gugusan candi-candi yang lebih kecil.

13889439331163879430
13889439331163879430

1388944063186645012
1388944063186645012

13889442091802351432
13889442091802351432

Candi Prambanan ini dipersembahkan untuk Trimurti, tiga dewa utama Hindu yaitu Brahma sebagai dewa pencipta, Wishnu sebagai dewa pemelihara, dan Siwa sebagai dewa pemusnah. Berdasarkan prasasti Siwagrha nama asli kompleks candi ini adalah Siwagrha (dalam bahasa Sanskerta yang bermakna 'Rumah Siwa'), dan memang di garbagriha (ruang utama) candi ini bersemayam arca Siwa Mahadewa setinggi tiga meter yang menujukkan bahwa di candi ini dewa Siwa lebih diutamakan.

13889443251393423028
13889443251393423028

13889444121232113251
13889444121232113251

Yang terakhir yaitu tentang Situs Ratu Boko adalah situs purbakala yang merupakan kompleks sejumlah sisa bangunan yang berada kira-kira 3 km di sebelah selatan dari komplek candi Prambanan. Luas keseluruhan komplek adalah sekitar 25 ha. Situs Ratu Boko pertama kali dilaporkan oleh Van Boeckholzt pada tahun 1790, yang menyatakan terdapat reruntuhan kepurbakalaan di atas bukit Ratu Boko.

13889444951182790207
13889444951182790207

Situs ini menampilkan atribut sebagai tempat berkegiatan atau situs pemukiman, namun fungsi tepatnya belum diketahui dengan jelas. Ratu Boko diperkirakan sudah dipergunakan orang pada abad ke 8 pada masa Wangsa Syailendra atau Rakai Panangkaran dari Kerajaan Medang (Mataram Hindu). Dilihat dari pola peletakan sisa-sisa bangunan, diduga kuat situs ini merupakan bekas keraton atau istana raja. Pendapat ini berdasarkan pada kenyataan bahwa kompleks ini bukan candi atau bangunan dengan sifat religius, melainkan sebuah istana berbenteng dengan bukti adanya sisa dinding benteng dan parit kering sebagai struktur pertahanan. Sisa-sisa permukiman penduduk juga ditemukan di sekitar lokasi situs ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun