Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Bisakah Berkeliling Seluruh Belanda dalam 2 Jam?

31 Agustus 2012   02:59 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:06 3449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Musim panas tahun lalu, saya berkesempatan mengunjungi Eropa. Salah satunya adalah ke Belanda. Kesempatan ini datang, karena mendapatkan travel grant untuk mengikuti suatu conference. Memang travel grant tersebut hanya cukup untuk tiket pesawat dan sebagian dari biaya conference saja, tapi tidak menyurutkan niat kami untuk tetap berangkat. Setelah tiba di bandara Schipol, kami naik kereta menuju ke Den Haag Centraal, karena kami menginap di Wisma KBRI di Den Haag. Perjalanan dari Amsterdam ke Den Haag dengan kereta kurang lebih ditempuh selama 1 jam. Wisma KBRI terdiri dari wisma tamu dan wisma untuk student yang letaknya bersebelahan, beralamat di Rijksstraatweg 791, Wassenaar, Den Haag.

[caption id="attachment_203348" align="aligncenter" width="656" caption="Madurodam, miniatur Belanda (dok. Pribadi)"][/caption] Kesempatan berada di kota Den Haag, tidak kami sia-siakan. Hari pertama kami datang, matahari bersinar sangat cerah, sehingga sangat mendukung untuk menjalankan itinerary yang telah kami susun. Tujuan kami adalah mengunjungi miniatur Belanda yaitu di Madurodam, kemudian dilanjutkan ke pantai Scheveningen dan ke kota Delft. Dari wisma KBRI kami menuju Den Haag Centraal dengan bus Veolia. Nah, karena kami belum punya OV chipkaart, sebagai alat pembayaran untuk angkutan umum di Belanda, kami naik bus dengan gratis, karena sopirnya tidak mau terima uang tunai untuk tiketnya. Di Den Haag Centraal, langsung deh, kami membeli OV chipkaart, dan perjalanan kami lanjutkan dengan tram no. 8A untuk langsung menuju Madurodam yang tepatnya di daerah Scheveningen.

[caption id="attachment_203070" align="aligncenter" width="300" caption="Wisma KBRI di Denhaag, bangunan yang ini untuk student (dok. Pribadi)"]

13463519221202958015
13463519221202958015
[/caption]

Madurodam adalah kota miniatur Belanda. Paling tidak, kami punya kesempatan dapat menjelajah Belanda cukup dalam waktu 2-3 jam, meskipun hanya dalam bentuk miniaturnya. Ya, dengan ke Madurodam, kita bisa melihat kota-kota penting di Belanda dan landmark-nya dalam ukuran mini. Saya baca sejarahnya, ternyata kota ini adalah model dari kota Belanda dalam perbandingan skala 1 : 25. Tempat kunjungan wisata ini dibangun pada tahun 1952 dan telah dikunjungi oleh puluhan juta orang sejak saat itu. Nama Madurodam diambil dari nama George Maduro, seorang pelajar dari Curacao sebagai penghargaan karena berjuang melawan Nazi saat mempertahankan Belanda. Dia meninggal di kamp Dachau pada tahun 1945 dan orang tuanya menyumbangkan uang untuk memulai proyek Madurodam. Dan Madurodam ini dibuka untuk umum pada bulan Juli 1952.

[caption id="attachment_203072" align="aligncenter" width="300" caption="Tiba di Madurodam (dok. Pribadi)"]

13463522831221234446
13463522831221234446
[/caption]

Tiket masuk ke Madurodam ini hampir 15 Euro. Sebenarnya tiket masuknya lumayan mahal juga. Konsep miniatur ini, membuat saya jadi teringat dengan Taman Mini Indonesia Indah. Kalau TMII, merupakan miniatur Indonesia, tetapi dalam bentuk anjungan/ rumah adat dari masing-masing daerah dari seluruh Indonesia. Dan bangunan rumahnya besar, masih bisa kita masuki. Tetapi di Madurodam ini, bangunannya betul-betul mini, semua dikerjakan dengan sangat detil, mirip dengan bangunan aslinya. .

[caption id="attachment_203352" align="aligncenter" width="656" caption="Pemandangan dari dekat tempat masuk Madurodam (dok. Pribadi)"]

1346491475932615898
1346491475932615898
[/caption]

Ketika sudah membeli tiket masuk Madurodam, disana disediakan brosur, yang merupakan petunjuk atau penjelasan dari masing-masing bangunan. Sayangnya, saya asal ambil saja, meskipun judul depannya berbahasa Inggris, tapi isi penjelasannya, ternyata berbahasa Belanda, he he he. Di brosur petunjuk tersebut, sesuai dengan nomornya, masing-masing ada nama bangunan dan penjelasannya. Dan dibedakan menurut kelompoknya, misalnyaroute water, menjelaskan benda-benda yang tentu saja dikelilingi air, yaitu pelabuhan dan kapal. Termasuk disitu ada kapal VOC ukuran mini (VOC schip De Amsterdam). Dan routeArchitectuur,menjelaskan bangunan-bangunan mini yang khas, seperti Rijksmusium di Amsterdam, bangunan sekolah seperti Spaarndammerplantsoen di Amsterdam, sampai dengan bangunan dengan arsitektur modern antara lain jembatan di Rotterdam alias Erasmusbrug Rotterdam.

[caption id="attachment_203354" align="aligncenter" width="656" caption="Rijksmusium (mini), Amsterdam di Madurodam (dok. Pribadi)"]

1346491790987827063
1346491790987827063
[/caption] [caption id="attachment_203355" align="aligncenter" width="656" caption="Erasmusbrug Rotterdam, di Madurodam (dok. Pribadi)"]
1346492227285920221
1346492227285920221
[/caption]

Karena sangat mini, tentu saja tidak memerlukan area yang luas, tidak perlu seluas TMII. Tapi menariknya, semua bangunan mini ini dikerjakan dengan sangat serius dan detil. Bangunan-bangunan mini ini, merupakan salinan persis, diproduksi sesuai dengan dokumen dan foto-foto bangunan yang sebenarnya. Jadi kita seolah-olah jadi raksasa, jika berpose didekatnya. Raksasa yang berada di negeri liliput. Kalaupun kita tidak sempat mengunjungi bangunan yang asli, kita sudah bisa melihat versi mininya.

[caption id="attachment_203386" align="aligncenter" width="643" caption="Seolah-olah jadi raksasa diantara bangunan-bangunan mini ini (dok. Pribadi)"]

1346505602693237793
1346505602693237793
[/caption]

[caption id="attachment_203388" align="aligncenter" width="693" caption="Seputaran Dam Square, Amsterdam, tentu saja dalam bentuk mini (dok. Pribadi)"]

1346506003358273757
1346506003358273757
[/caption] [caption id="attachment_203391" align="aligncenter" width="509" caption="Ada juga mobil-mobil mini yang bergerak (dok. Pribadi)"]
1346506318215386309
1346506318215386309
[/caption] [caption id="attachment_203393" align="aligncenter" width="656" caption="Di miniatur Schipol pesawatnya pun bisa bergerak layaknya seperti mau take off (dok. Pribadi)"]
13465066792144013628
13465066792144013628
[/caption]

Miniatur kendaraan termasuk mobil, kereta api, pesawat terbang, dan kapal semua bergerak seperti yang sebenarnya. Jadi seolah-olah kita berada di kota mini yang hidup. Deretan mobil-mobil berjalan, seolah-olah di jalanan kota. Pesawat di bandara juga bergerak, berputar seolah-olah mau take off,atau kapal-kapal yang juga bergerak seolah-olah sedang berlayar. Saat merancang Madurodam ini sepertinya semua dipikirkan dengan teliti. Pantaslah kalau tiket masuknya lumayan mahal, karena sepadan dengan apa yang bisa kita lihat.  Dengan demikian, bisa dijadikan ikon wisata dan sumber pendapatan dari sektor wisata, meskipun hanya berupa kota miniatur buatan yang tidak begitu luas.

[caption id="attachment_203357" align="aligncenter" width="656" caption="Salah satu, bangunan di Groningen, termasuk ada orangnya (dok. Pribadi)"]

1346492647685308256
1346492647685308256
[/caption] [caption id="attachment_203359" align="aligncenter" width="656" caption="Ada juga taman bunga tulip Keukenhof versi mini (dok. Pribadi)"]
13464932961963242909
13464932961963242909
[/caption] [caption id="attachment_203361" align="aligncenter" width="656" caption="Ini bahkan menggambarkan konser musik, lengkap dengan penontonnya (dok. Pribadi)"]
13464936451572323177
13464936451572323177
[/caption] [caption id="attachment_203362" align="aligncenter" width="656" caption="Selain landmark, juga ada bangunan modern dan pabrik (dok. Pribadi)"]
1346493928767761178
1346493928767761178
[/caption] Dengan luas yang terbatas, dan hanya berupa bangunan-bangunan miniatur saja ternyata Madurodam mampu menyedot turis yang lumayan banyak. Dengan waktu selama 2 atau 3 jam, kita sudah bisa mengelilingi negeri Belanda, dalam bentuk miniaturnya. Kita mendapatkan gambaran landmark bangunanyang bersejarah dan indah, namun juga sisi-sisi bangunan modern dari kota-kota di negeri Belanda.Ini merupakan pikiran yang cerdas untuk suatu negara yang memiliki keterbatasan kekayaan pariwisatanya, jika dibandingkan dengan negara kita Indonesia. Saya berandai-andai, seandainya TMII, dibuat lebih menarik lagi, tentu tidak akan kalah dengan Madurodam ini.  Jika dibuat lebih menarik, dengan sendirinya akan pantas dengan biaya tiket yang lebih mahal. Seiring dengan hal tersebut, pendapatan dari sektor pariwisata tentu akan meningkat lebih signifikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun