Komposisi sampah khusus plastik di Indonesia saat ini sekitar 15% dari total timbunan sampah, terutama di daerah perkotaan. Komposisi sampah plastik tersebut menunjukan trend meningkat dalam 10 tahun terakhir ini, dari 11% di tahun 2005 menjadi 15% di tahun 2015 sumber utama sampah plastik berasal dari kemasan makanan  dan minuman, kemasan consumer goods, kantong belanja, serta pembungkus barang lainnya. Total sampah plastik, yang didaur ulang diperkirakan baru 10-15%, 60-70% ditimbun di TPA, dan 15-30% belum terkelola dan terbuang ke lingkungan, terutama ke lingkungan perairan seperti sungai, danau, pantai, dan laut," lanjutnya. Meskipun belum ada data valid mengenai jumlah marine litter secara global, beberapa hasil riset mengungkapkan antara lain: 80% marine litter berasal dari daratan (land-based source), 80% marine litter adalah plastik, dan 8,8 juta ton sampah plastik terbuang atau dibuang ke samudera setiap tahunnya.
Daur ulang sampah plastik merupakan salah satu solusi terbaik dengan mempertimbangkan   dua   keuntungan   utama   yaitu, (1) mengurangi   jumlah sampah yang menimbun di tanah yang dapat menimbulkan pencemaran dan (2) meningkatkan nilai tambah sampah plastik yang dapat memberikan keuntungan ekonomis.
Proses daur ulang sampah plastik menggunakan mesin-mesin yang dapat mengolah sampah plastik menjadi pellet plastik. Produk inilah yang dapat diolah kembali untuk menghasilkan produk plastik baru. Berbagai proses yang diperlukan adalah proses pemilahan jenis plastik, proses pencacahan sampah plastik, proses pencucian untuk menghilangkan kotoran yang menempel  pada plastik,  proses  pengeringan, proses pemberian warna, proses pelumeran cacahan plastik, dan proses pencetakan pellet plastik.
Di perkotaan sudah banyak terbentuk kelompok pengelola limbah plastik ini. Karena usaha ini memiliki nilai keuntungan secara ekonomi. Demikian pula yang ada di Desa Sumber Jaya, Jati Agung Lampung Selatan terdapat kelompok pengelola limbah plastik. Ketua kelompoknya bernama pak Makmun. Selama ini Pak Makmun sebagai ketua pengelola limbah daur ulang plastik telah melakukan proses pengumpulan dan pemilahan sampah dari pemulung, serta pencacahan, kemudian dijual seminggu sekali ke pengusaha daur ulang plastik. Pada proses pencacahan sekaligus dilakukan pencucian untuk menghilangkan kotoran-kotoran pada produk cacahan. Kualitas cacahan plastik sangat dipengaruhi juga oleh proses pencucian selain tahapan lainnya. Selama ini, proses pencucian menggunakan air sekali pakai, lalu langsung dibuang. Hal ini tentu saja kurang efisien, apalagi di musim kemarau, mereka sering kekurangan air. Di samping itu, air bekas cucian ini juga warnanya sangat pekat, sehingga dapat mengganggu lingkungan sekitarnya.
Proses pencucian limbah plastik dilakukan ketika pencacahan di mesin pencacah. Pencucian ini tentu saja membutuhkan banyak air, agar cacahan plastik yang diperoleh memiliki kualitas tinggi sebagai bahan baku pellet plastik daur ulang.
Tim Pengabdian dari Fakultas Teknik Universitas Lampung, yang terdiri dari Yuli Darni, Herti Utami dan Sri Ratna Sulistiyanti, melalui Program Kemitraan Masyarakat yang didanai oleh Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia TA 2021, memberikan solusi permasalahan mitra tersebut. Untuk mengefisienkan proses pencucian cacahan tersebut, dibutuhkan alat penyaring yang dapat mengolah kembali (recycle) air bekas cucian.