Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Jika Eucheuma Bukan Sekedar Rumput Laut

28 Oktober 2012   07:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:18 3369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_213440" align="aligncenter" width="259" caption="Budidaya rumput laut (http://cessee.com/2012/07/08/budidaya-rumput-laut-di-kalimantan-selatan.html)"][/caption]

Potensi ekonomi sumber daya kelautan kita antara lain dapat kita peroleh dari budidaya rumput laut.Rumput laut tersebut setelah dikeringkan dapat diolah menghasilkan agar-agar, karaginan dan algin atau alginat tergantung kandungan yang terdapat pada jenis rumput laut. Mengenai rumput laut yang dapat menghasilkan agar-agar dan alginat dapat dibaca di sini.

[caption id="attachment_213443" align="aligncenter" width="300" caption="Rumput laut Eucheuma cotonii (http://cottonisejahteraseaweed.blogspot.com/2011_01_01_archive.html)"]

1351385395279857608
1351385395279857608
[/caption]

Potensi Rumput Laut Eucheuma

Jenis rumput laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi adalah alga merah (Rhodopyceae). Selain spesies Gracillaria (yang termasuk kelas Rhodopyceae) mengandung agar-agar, dari alga merah ini juga ada yang mengandung karaginan atau disebut dengan Carragenophyte antara lain dari jenis atau spesies Eucheuma spinosum, Eucheuma muricatum, Eucheuma cotonii dan Hypnea. Jenis yang paling banyak dibudidayakan di negara kita adalah Eucheuma spinosum dan Eucheuma cotonii.Di beberapa daerah seperti di Bali, Sulawesi, Lampung, Kalimantan Selatan dll, banyak dibudidayakan rumput laut jenis Eucheuma cottoni.Tetapi kebanyakan setelah dipanen rumput laut hanya dikeringkan kemudian dijual. Pengolahan pasca panen belum banyak dilakukan. Jika rumput laut jenis Eucheuma diolah menjadi karaginan dapat memberikan peningkatan keuntungan sampai 20 hingga 30 kali lipat.

[caption id="attachment_213445" align="aligncenter" width="300" caption="Tepung karaginan (http://cottoniindosejahtera.indonetwork.co.id/3013892/carrageenan-karaginan.htm)"]

1351385715677204928
1351385715677204928
[/caption]

Karaginan merupakan senyawa polisakarida linear yang tersusun dariunit D-galaktosadan L-galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa yang dihubungkan oleh ikatan glikosidik alfa-1,3 dan beta-1,4 secara bergantian. Kegunaan karaginan yang semula sebagai makanan, dewasa ini penggunaannya semakin berkembang seperti halnya agar-agar, yaitu sebagai bahan pengatur keseimbangan (stabilizer), bahan pengental (thickener), pembentuk gel, dan pengemulsi.Karaginan digunakan dalam beberapa industri antara lain di industri makanan (pembuatan kue, roti, macaroni, jelly, jam es krim dll), industri farmasi (pasta gigi dan obat-obatan), industri kosmetik, industri tekstil dan industri cat.

Pengolahan karaginan masih jarang dilakukan, padahal prosesnya hampir sama dengan pengolahan agar-agar yang selama ini dikembangkan. Perbedaannya adalah pada tahap ekstraksi. Ekstraksi untuk mendapatkan karaginan menggunakan larutan basa.

Proses Pengolahan Rumput Laut Menjadi Karaginan

It’s so simple. Yah, untuk memproduksi karaginan tidak perlu teknologi canggih, dapat dikembangkan usaha industri pengolahan karaginan ini dengan usaha skala menengah. Tapi memang diperlukan kerjasama antara petani rumput laut sebagai pemasok bahan baku dan industri pengolahnya. Kerjasama ini akan sama-sama saling menguntungkan dengan adanya pengolahan dari rumput laut kering menjadi karaginan akan diperoleh nilai tambah secara ekonomi. Jadi kembali ke judul di atas, seandainya Eucheuma tidak sekedar rumput laut kering, tapi sudah menjadi produk karaginan, tentu akan bernilai lebih.

***

Keuntungan yang bisa kita dapatkan lebih banyak jika tidak sekedar menjual/mengekspor rumput laut kering, melainkan telah memprosesnya menjadi suatu produk atau produk yang setengah jadi. Sepertinya patut jadi renungan dan perlu dipikirkan, kita yang memiliki sumber daya alam melimpah, kenapa negara lain yang lebih banyak mendapatkan keuntungan karena mereka yang memproses menjadi produk akhir? Sumber daya alam Indonesia melimpah bukan hanya sumber kekayaan kelautan saja, tapi masih ada hutan, tambang dsb. Sedangkan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia rasanya cukup memiliki kemampuan. Alangkah baiknya kalau sumber kekayaan alam kita itu, kita proses sendiri menjadi suatu produk baru kita ekspor ke negara lain? Bukan sekedar barang yang masih mentah atau bahan baku! Betapa kayanya kita. Ahhh, kadang saya berfikir seandainya saja uang hasil korupsi itu bisa dijadikan untuk membuat pabrik, yah pabrik apa saja yang dapat memproses sumber daya alam, kira-kira ada berapa banyak pabrik yang berdiri, dan berapa banyak lapangan kerja yang bisa terserap???

Tapi ini sekedar hanya bisa berandai-andai……..

(Artikel Herti tentang : Potensi Sumber Daya Alam 2)

***

Ref :

Chapman, V.J., and Chapman, D.J., 1980, Seaweeds and Their Uses, Chapman and Hall, Ltd., London.

Whistler, R.L., 1973, Industrial Gum Polysaccharides and Their Derivatives, Academic Press, London

Artikel Herti lainnya dapat dibaca:

Artikel Potensi Sumber Daya Alam lainnya : 1 (Gracilaria), 3 (Sargassum), 4 (Biomassa untuk Bioetanol), 5 (Biodiesel), 6 (Biofuel), 7 (Bioetanol dari Sampah Kota) 8 (Potensi Kayu Pinus)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun