Mohon tunggu...
Herti Utami
Herti Utami Mohon Tunggu... Dosen - Hasbunallah wa nikmal wakil

Seorang istri | ibu dari 4 orang anak | suka membaca dan jalan-jalan | lecturer, researcher, chemical engineer | alumni UGM | hertie19@hotmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Apa yang Menarik di Kota Delft, Belanda?

4 September 2012   06:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:56 10027
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari sudah siang, ketika kami baru menjelajah ke Madurodam, miniatur negeri Belanda dan menikmati pantai Scheveningen. Perjalanan kami lanjutkan ke kota Delft. Dengan naik tram kami sampai ke Delft. Cara pembayaran tram adalah dengan OV chipkaart, yang merupakan alat pembayaran untuk alat transportasi umum di Belanda. Kami membeli OV chipkaart yang bentuknya seperti kartu kredit atau kartu ATM, yang kemudian diisi ‘pulsa’. Setiapmasuk tram atau bus, kartu tersebut ditempelkan ke mesin. Dan jika turun atau keluar ditempelkan lagi ke mesin yang sama. Jika lupa, yach dijamin ntar ‘pulsa’ eh uangnya tinggal sedikit atau habis. Kebiasaan baru ketika naik turun kendaraan adalah harus nempal- nempel kartu.

[caption id="attachment_203839" align="aligncenter" width="459" caption="Deretan toko di Delft (dok. Pribadi)"][/caption]

Sebenarnya tujuan kami ke kota Delft karena ada informasi bahwa souvenir disana katanya lebih murah…he he he. Yah, begitulah ibu-ibu, pasti kalau jalan-jalan antara lain yang dicari adalah buah tangan buat anak-anak. Apalagi 2 hari berikutnya pasti disibukkan dengan urusan conference, siapa tahu tidak sempat lagi untuk berbelanja. Tapi selain itu, juga karena saya pernah melihat foto teman yang studi di Groningen, yang pernah mengunggah foto bangunan tua dengan menara yang tinggi menjulang, dimana di depan bangunan ituterlihat sepasang kakek dan nenek yang sedang bergandengan tangan. Gambar itu begitu menarik dan sangat mengesankan. Beberapa bulan dari waktu itu, ternyata saya bisa melihat gambar itu langsung dengan mata kepala sendiri. Meskipun tanpa sepasang kakek nenek itu tentunya. Sebagai gantinya saya melihat sepasang laki-laki dan perempuan yang bersepeda. Yah syukur Alhamdulillah.

Kami turun dari tram, lalu berjalan kaki saja, menikmati suasana kota Delft. Kami menyusuri jalan-jalan kecil, dan mencoba mencaripertokoan yang menjual pakaian untuk mengantar teman yang akan membeli jaket untuk menahan rasa dingin. Memang waktu itu adalah musim panas. Tapi musim panas yang dingin. Hembusan angin begitu terasa menusuk tulang. Jaket teman, itu tertinggal di antara sepeda-sepeda yang diparkir ketika ke pantai Scheveningen. Karena terlalu asyiik mungkin jadinya lupa. Padahal siang itu di pantai terasa panas dan matahari bersinar cerah. Ketika berada di sebuah toko pakaian, lama kami mencari, nah akhirnya dapatlah sebuah jaket ukuran untuk anak-anak yang pas di badannya. Ukuran pakaiannya memang kebanyakan big size semua, sedangkan teman saya berbadan mungil. Lalu kami terus berjalan mencari bangunan tinggi menjulang yang ada dalam benak saya.

[caption id="attachment_203840" align="aligncenter" width="525" caption="Kafe-kafe di pinggir jalan di Delft (dok pribadi)"]

1346736523690600521
1346736523690600521
[/caption]

Dari tempat kami berjalan, lalu terlihatlah ujung menara itu di kejauhan. Lalu kami berjalan ke arah tersebut. Dan rupanya benar, sampailah kami ke Nieuwe Kerk (atau New Church) yang merupakan landmark dari kota Delft. Kini bangunan tua tinggi menjulang itu ada di depan mata saya. Bangunan ini merupakan gereja protestan, yang didirikan sejak abad 15. Mulai dibangun sebenarnya pada 1396, tapi tepatnya selesai pada tahun 1496. Model bangunannya adalah bangunan gothic, yang merupakan bangunan khas abad pertengahan. Tipe arsitekturnya berupa church tower. Tinggi menara tersebut mencapai 108,75 m. Sayang kami tidak sempat naik ke menara tersebut.

[caption id="attachment_203841" align="aligncenter" width="407" caption="Nieuwe Kerk, landmark kota Delft (dok. Pribadi)"]

13467369161654416100
13467369161654416100
[/caption]

[caption id="attachment_203844" align="aligncenter" width="480" caption="Sepasang sejoli yang bersepeda di depan Nieuwe Kerk, tiang lampunya mengingatkan saya tiang lampu jalan di jalan Malioboro (dok. Pribadi)"]

1346737344758588424
1346737344758588424
[/caption]

Di seberang bangunan Nieuwe Kerk, adalah meupakan City Hall atau Stadhuis dalam bahasa Belanda. Yang juga merupakan bangunan tua yang menarik. Letaknya tepat berhadap-hadapan dengan gereja baru tersebut. Dan disamping bangunan tersebut banyak diparkir sepeda. Parkiran sepeda ini memang banyak saya temui di Belanda. Di Den Haag Centraal atau di stasiun,  sepeda-sepeda begitu saja disusun bertumpuk-tumpuk. Saya salut, disana masih banyak yang naik sepeda, karena memang suasana dan jalannya begitu mendukung untuk itu.

[caption id="attachment_203845" align="aligncenter" width="394" caption="City Hall atau Stadhuis di seberang Nieuwe Kerk (dok. Pribadi)"]

13467377242140956790
13467377242140956790
[/caption]

[caption id="attachment_203846" align="aligncenter" width="400" caption="Stadhuis tampak dari samping (dok. Pribadi)"]

1346738042849979300
1346738042849979300
[/caption]

[caption id="attachment_203847" align="aligncenter" width="525" caption="Deretan sepeda berjajar sedang diparkir (dok. Pribadi)"]

1346738461954703094
1346738461954703094
[/caption]

Waktu itu, hari sudah menjelang sore, ketika kami tiba di Delft Market Square (Markt), yaitu tepat di halaman Nieuwe Kerk. Terasa mulai hujan gerimis. Dan udara dingin menerpa, sehingga membuat menggigil. Ahh…musim panas tapi kok hujan dan terasa begitu dingin. Cepat-cepat kami masuk ke beberapa toko yang berjajar disana, yang tentu saja merupakan souvenir gift shop. Penjualnya seolah tahu apa yang kami cari, karena dia menawarkan payung! Dengan senang kami membelinya, karena kami tidak mungkin berjalan pulang dalam keadaan kehujanan.

[caption id="attachment_203849" align="aligncenter" width="526" caption="Delft Souvenir Gift Shop (dok. Pribadi)"]

13467387761815320327
13467387761815320327
[/caption]

[caption id="attachment_203852" align="aligncenter" width="459" caption="Delft Market Square (Markt) (dok. Pribadi)"]

1346739104712363563
1346739104712363563
[/caption]

13467392871897056600
13467392871897056600

Tentu saja tujuan awal untuk membeli oleh-oleh tidak kami lupakan. Memang di Delft souvenirnya lebih murah, jika kita berbelanja di toko yang posisinya berada terdekat dengan Nieuwe Kerk. Baik souvenir pajangan keramik-keramik kecil atau kaos anak-anak yang murah dan lumayan bagus. Hari semakin petang, tapi suasana masih terang benderang, dan hujanpun belum berhenti. Bus Veolia terakhir dari Den Haag Centraal menuju ke Wassenaar tempat kami menginap adalah jam 8 malam, maka kami segera cepat-cepat pulang. Akhirnya buah tangan didapat, dan keinginan saya pun terwujud, melihat Nieuwe Kerk yang ada di foto teman dan bisa melihatnya secara langsung. Sungguh suatu pengalaman yang menarik untuk diingat. Salam jalan-jalan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun