Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Curhatku dalam Kegelapan

5 September 2023   05:36 Diperbarui: 5 September 2023   05:38 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam banyak persoalan, manusia kadang bingung hendak melakukan apa. Semua terasa tak ada jalan keluar, semuanya terasa gelap. Dalam momen seperti itu, pilihan mudahnya adalah menyerah karena benar-benar terasa buram hidup dan tak mungkin dibuat terang lagi. Saya pun, pada suatu momen, mengalami hal yang sama; tak tahu lagi apa yang harus saya lakukan merespons beragam persoalan. 

Tak mau terdiam dalam "gelapnya persoalan", pada suatu ketika pula, saya tiba-tiba teringat dengan cuplikan dialog dalam sebuah film. Kira-kira seperti ini ucapan sang tokoh utama dalam film tersebut, "Banyak persoalan saya hadapi. Sampai-sampai ketika saya tertidur, saya takut untuk bangun keesokan harinya. Namun, saya berpikir, siapatau lusa saya melihat pelangi, melihat harapan yang membuat saya bisa lebih baik dari hari ini." 

Kira-kira seperti itu isi percakapan dalam sebuah film yang mohon maaf saya lupa judul filmnya. Saya menontonnya bulan lalu. Begitu banyak film yang saya tonton maka kadang saya lupa judulnya, namun teringat beberapa adegan yang membuat saya terinspirasi untuk hidup lebih baik. Pagi ini pun inspirasi itu muncul dan seakan saya sedang curhat dalam kegelapan melalui menulis.

Saya berharap curhat ini, ya namanya curhat, tentu tidak teratur alurnya, karena apa yang terasa menyesakkan hati dan pikiran, disampaikan seketika. Alurnya bahkan sangat mungkin patah-patah, namun saya menuliskannya. Di sinilah sebenarnya apa yang diyakini orang bahwa menulis merupakan terapi jiwa sangat benar adanya.

Mengubah Gelap Menjadi Terang

Ketika menulis sudah menjadi hobi atau ibarat roh yang hidup dalam jiwa maka itu tidak akan bisa terpadamkan. Pada suatu ketika memang akan sangat sulit menulis, namun pada lain waktu, menulis menjadi lebih mudah. Mengalirkan perasaan yang terpendam, membersihkan diri dari hal-hal negatif dan merusak jiwa. Menulis menjadi salah satu cara terbaik untuk curhat dalam kegelapan, dalam kebuntuan hidup karena beragam persoalan.

Ketika apa yang ada di dalam hati dan pikiran tertuliskan maka seakan saya sejenak bisa mengubah gelap menjadi terang. Kelegaan, kedamaian, bahkan energi untuk hidup muncul dengan sendirinya. Itu ketika saya selesai curhat dalam tulisan. Curhat yang tak membutuhkan penilaian orang lain, curhat yang tujuan utamanya untuk meringankan pikiran, menyeimbangkan diri dalam rangkaian perjalanan hidup yang menyimpan banyak misteri.

Masalah Tak Harus Selesai Seketika

Begitu menyampaikan curahan hati jangan berharap kemudian masalah hidup sirna seketika. Beragam masalah tetap akan ada, dan sering kali menjadi menakutkan untuk dihadapi. Namun, ketika saya menyadari bahwa ada aliran inspirasi untuk dituliskan, di situlah Sang Pemberi Hidup masih memberi kesempatan saya untuk berbuat. Setidaknya, untuk menulis, untuk curhat dalam "kegelapan" demi membuat cahaya terang dalam diri saya. Di situlah setidaknya pula saya menang, tidak menjadi pecundang yang frustrasi akibat beragam persoalan yang masih menghimpit.

Selaras dengan kata-kata bijak bahwa hidup adalah perjalanan dari satu kesulitan menuju kesulitan berikutnya dengan penuh antusias, saya pun mengibaratkan hidup kadang kala diwarnai dengan beragam kegelapan menuju kegelapan berikutnya dan harus senantiasa dihadapi dengan penuh harapan untuk mendapatkan cahaya terang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun