Mohon tunggu...
Rahmat HerryPrasetyo
Rahmat HerryPrasetyo Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Penulis lepas dan editor freelance.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Untuk Sebuah Luka yang Masih Menganga

16 Desember 2022   09:32 Diperbarui: 16 Desember 2022   10:12 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bertahan untuk sebuah luka
yang menganga
yang sakit tiada tara
bahkan dengan bingkai linang air mata

Tak bisakah hidup secepat cahaya berubah rupa
yang sedih segera tinggalkan perih
yang terluka segera sembuh dari duka
bahkan yang berputus harap bisa bangkit sedekat dekap

Masih tertunduk letih kini hati yang meminta
bermohon terang hilangkan luka nan sakit di ruang gelap
datanglah, datanglah wahai Engkau penenang sejati
hingga sedih keluh kesah pun sirnalah sudah

Untuk sebuah luka yang masih menganga dan sakit tiada tara
itukah yang mesti terlewati sebagai pelengkap hidup
agar jiwa yang mendamba tenang bisa merasakan makna senang

Jika pun luka masih terasa lama dan berat
Dekatlah dekat pada rasa takutku sebagai sahabat
Ah, mendengarkah Kau ataukah aku hanya sendiri
memaknai lara yang perihnya masih sepanas bara 

Depok, 16 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun