Indonesia merupakan Negara maritim yang kaya akan sumber daya alam. Dari sabang sampai merauke, mulai dari rempah-rempah dan sumber pangan lainnya hingga ternak, menjadi faktor produksi utama di tanah air. Sudah semakin banyak pula industri-industri yang memanfaatkan faktor-faktor tersebut guna mengembangkanya menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi bidang ketenagakerjaan serta bagi kehidupan bermasyarakat. Namun, seiring berkembangnya jaman, konsep perekonomian pun mengalami perubahan dan lahir lah sebuah konsep baru yang dinamakan ekonomi kreatif. Apabila pada pengertian sebelumnya dikatakan bahwa konsep ekonomi lebih mengutamakan sumber daya alam sebagai faktor produksi utama, ekonomi Kreatif justru lebih mengandalkan ide dan pengetahuan dari sumber daya manusia itu sendiri sebagai faktor utama produksinya. Maka dari itu konsep ini pun didukung oleh perusahaan-perusahaan yang bergelut di bidang industri kreatif.
Industri kreatif itu sendiri pada dasarnya merupakan industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan, serta talenta seseorang yang berpotensi dalam menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan cara berfokus dalam menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta serta kekayaan intelektual individu tersebut.
John Howkins mendefinisikan ekonomi kreatif sebagai the creation of value as a result of idea. Dalam sebuah wawancara bersama Donna Ghelfi dari World Intellectual Property Organization (WIPO), Howkins menjelaskan ekonomi kreatif sebagai kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang-ulang. Howkins pun juga mengungkapkan mengenai industri kreatif yaitu, industri yang mempunyai ciri-ciri keunggulan pada sisi kreativitas dalam menghasilkan berbagai design kreatif yang melekat pada produk barang atau jasa yang dihasilkan.
Peran ekonomi kreatif terutama di Indonesia pun sudah terlihat dan dikutip oleh Bekraf, BPS, Kemenperin, Kemenpar. Beberapa contohnya yaitu,
1.Dalam kurun waktu 2010-2015 besaran PDB ekonomi kreatif naik dari angka 525,96 triliun menjadi 852,24 triliun yang berarti kenaikan tersebut dihitung sebesar 10,14% pertahunnya.
2.Selain itu dapat dilihat juga dari sektor pertumbuhan tertinggi yaitu, kerajinan sebesar 11,81%, fashion sebesar 7,12%, periklanan sebesar 6,02%, serta arsitektur sebesar 5,59%.
3.Selanjutnya, tiga Negara tujuan ekspor komoditi ekonomi kreatif terbesar pada tahun 2015 adalah Amerika Serikat dengan presentasi 31,72%, Jepang dengan presentasi 6,74%, serta Taiwan dengan presentasi 4,99%. Pertumbuhan industri kreatif nasional semakin meningkat sebanyak sekitar 7% pertahun.
Bila dikatakan diatas bahwa industri kreatif memiliki keunggulan pada sisi kreativitas terutama dalam menghasilkan desain kreatif yang mewakili suatu produk atau jasa, terdapat pula didalamnya yaitu industri kreatif arsitektur. Industri kreatif arsitektur merupakan salah satu jenis industri kreatif yang berhubungan dengan desain suatu bangunan, perencanaan konstruksi bangunan, pengawasan konstruksi, dan konservasi bangunan warisan. Didalam industri kreatif, industri kreatif arsitektur memiliki 2 peranan yaitu level makro dan level mikro.
Level makro adalah melakukan konstruksi bangunan secara menyeluruh. Contohnya seperti perencanaan pembuatan town planning, urban design, landscape architecture, dan sebagainya. Sedangkan level mikro adalah melakukan konstruksi atau renovasi bangunan, namun didalam skala yang kecil. Contohnya seperti membuat detail arsitektur taman, desain interior, dan sebagainya.
Maka dari itu untuk semakin memperjelas topik yang diulas kali ini, dalam artikel ini akan dibahas sebuah studi kasus dengan sebuah start-up company yang bergerak di bidang artisektur dan desain interior yaitu, PT. Langkah Titik Terang (Ladotte).
PT. Langkah Titik Terang (Ladotte) merupakan sebuah perusahaan yang bergelut di bidang arsitektur dan sudah bergerak sejak November 2015. Diawali dengan banyaknya permintaan proyek pembangunan dan renovasi serta desain interior yang juga merupakan koneksi dari pendiri perusahaan PT. Langkah Titik Terang (Ladotte) itu sendiri, Siscawati Andayani Simbolon (Sisca) dan Yaya Udayana (Yaya). Sisca dan Yaya yang memang pada dasarnya telah memiliki pengetahuan dan pendidikan di bidang arsitektur pun mulai merencanakan untuk membuat sebuah perusahaan kecil yang mereka namai PT. Langkah Titik Terang atau Ladotte dengan arti La = Langkah, Dot = Titik, dan Te = Terang yang mana bila digabungkan adalah sebuah Langkah untuk menuju ke Titik Terang.