Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan di Penghujung Januari

31 Januari 2025   07:19 Diperbarui: 31 Januari 2025   07:19 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kotagede membasah/Foto: Hermard

Hujan menderai di ujung Januari, seperti bisikan masa kecil di pelataran kenangan

Di bawah rintik, kulepas perahu kertas,
menitip mimpi pada likaliku aliran sungai memanjang

Hujan seperti nyanyian ibu melompat dari jendela,
merangkul gigil dalam dekapan seberkas cahaya

Aku bersejingkat di halaman  basah,
melangkahi dunia tanpa  lelah

Lalu kutemui hujan di matamu, kekasih,
seperti luka yang tak hendak pergi

Tangis  meluruh di pelipis senja,
mengenang cinta yang hampir sirna

Hujan adalah aliran kehidupan,
dari tanah ke langit, kembali ke denyut nadi

Tumbuh di akar, mengalir ke darah,
menghidupi resah

Aku yakin, kelak hujan menjadi nyanyian terakhir,
menyentuh dinginnya batu nisan, hening dan lirih

Di tiap tetesnya, kutemukan makna,
tentang hidup, cinta,  kefanaan

Hujan di penghujung Januari tak sekadar rintik,
ia adalah titik-titik tak tereja di hati yang beku
di jasadku
bisu membatu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun