Hari pertama tahun 2025, diawali dengan "keluh-kesah" di jagad Kompasiana. Lewat pesan WhatsApp, Mbak US menyampaikan kegelisahannya, "Pak Herry, mohon diperiksa. Artikel kita kok tombol views-nya 0 (nol) ya? Error Kompasiana? Padahal kan sudah di-vote dan dikomentari? Wah, rugi  kita, kehilangan angka pembaca."
Pertanyaan senada dilontarkan Dab S lewat kolom komentar tulisan "Puisi Risalah Hujan".
"Dab Herry, ada yang aneh soal gambar mata dari mesin Kompasiana. Mosok sudah berjam-jam artikel ini kok dibaca oleh zero manusia. Ooooh Kompasiana, selamat taon baru."
Pertanyaan kedua saya jawab dengan pikiran positif.
"Iya Dab. Dulu juga pernah kejadian seperti ini. Mungkin admin Kompasiana sedang berbenah memasuki tahun 2025. Kalau secara logika, minimal jumlah pembacanya sama dengan jumlah pemberi komentar.... Kita tunggu saja kabar baik dari Kompasiana. Salam bajigur!"
Zero Pembaca
Beberapa tulisan Kompasianer saya pantengi, ternyata tidak semua tulisan zero pembaca. Ada satu dua tulisan yang diposting 1 Januari 2025 memiliki  jumlah pembaca tidak di angka nol.
Karena penasaran dengan kasus "zero pembaca", di hari kedua (2/1/2025) siang,  saya amati tulisan saya sendiri dan ternyata memang  jumlah pembacanya tidak bertambah meskipun muncul beberapa komentar baru.Â
"Puisi Risalah Hujan" (nol pembaca), "Berlayar Bersama Kompasiana, Selamat Tinggal 2024" (tetap seperti semula, 267 pembaca), dan "Desa Wisata Sumber Gempong dan Dewi Sri di Kaki Gunung Penanggungan" (jumlah pembaca stagnan di angka 3.134).
Pada sore hari ternyata di "Puisi Risalah Hujan" sudah tercantum jumlah pembaca 6 orang. Padahal dengan pemikiran sederhana harusnya lebih dari 20 pembaca, sesuai dengan jumlah pemberi komentar dan 24 orang pemberi nilai (vote).Â
Sedangkan tulisan "Berlayar Bersama Kompasiana, Selamat Tinggal 2024" dan "Desa Wisata Sumber Gempong dan Dewi Sri di Kaki Gunung Penanggungan" stagnan di angka 267 serta 3.134 pembaca. Hal yang menggembirakan, tulisan Berlayar Bersama Kompasiana naik status menjadi Artikel Utama.