Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi Risalah Hujan

1 Januari 2025   06:47 Diperbarui: 1 Januari 2025   06:47 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menunggu/Foto: Hermard

ribuan titik air mengendap menyelami tanah gersang
diam-diam menyulam harapan di ladang yang terlanjur hilang

di  deras hujan
terucap bisik lara
meluruhkan duka  jiwa

tetes hujan di atas genting 

membelit rindu
mengalirkan luka menjadi ribuan cerita

kadang hujan membebaskan belenggu hati
mengikis debu
menyisakan kilau  bahagia
merangkai alur kisah kasih

(kau terus bersejingkat di setiap kubangan air doa)

tak ada yang terlupakan, tak ada yang sia-sia

kini hujan tak lagi air mata kekasih
biarkan ia turun
dan kita bersedekap dalam hening
menghapus jejak masa lalu sambil diam-diam menggapai pelangi hati


Yogyakarta, 1 Januari 2025

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun