Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Anugerah Kebudayaan: Sumber Inspirasi Membangun Masa Depan

29 November 2024   08:05 Diperbarui: 29 November 2024   13:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penyerahan Anugerah Kebudayaan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X | Foto: dokumentasi pribadi Hermard
Penyerahan Anugerah Kebudayaan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono X | Foto: dokumentasi pribadi Hermard
Setelah menyerahkan  28 Anugerah Kebudayaan, antara lain kepada Agus Dermawan T. (Adikara Cipta Budaya), Matheus Sal Murjiyanto (Anugerah Maha Bakti Budaya), Daud Aris Tanudirjo (Anugerah Adi Dharma Budaya), dan penerima  Anugerah Upakarya Budaya, antara lain Soimah Pancawati, Sujarwanto, Satmoko Budi Santoso, Suharso Soekohardjoso, Wasiran; Sri Sultan menyampaikan sambutan dengan menyatakan momentum pemberian Anugerah Kebudayaan sebagai perayaan dedikasi dan kontribusi luar biasa bagi kebudayaan Yogyakarta.

"Kehadiran kita semua adalah bukti nyata bahwa kebudayaan tetap menjadi sumber kekuatan yang memperkokoh jati diri dan karakter masyarakat kita," ungkap Sri Sultan.

Di bagian lain dipaparkan, dalam setiap tradisi karya seni dan nilai luhur yang diwariskan, terkandung kebijaksanaan yang memperkuat jati diri kita sebagai bangsa.

Penghargaan ini adalah wujud penghormatan tertinggi kepada individu dan kelompok yang telah menunjukan kontribusi nyata bagi pelestarian dan pengembangan kebudayaan.

Sri Sultan mengajak  untuk bersama-sama menjaga kebudayaan agar tetap menjadi sumber inspirasi dan energi untuk membangun masa depan yang lebih baik.

"Semoga penganugerahan ini menjadi inspirasi dan dorongan bagi kita semua untuk terus menjaga, menghidupkan keisrimewaan Yogyakarta melalui pelestarian kebudayaan," harap Sri Sultan.

Menunggu | Foto: dokumentasi pribadi Hermard
Menunggu | Foto: dokumentasi pribadi Hermard
Sastrawan Satmoko Budi Santoso merasa bangga saat menerima penghargaan.

"Saya senang sekali karena kerja kreatif sastrawan diperhatikan pemerintah, mendapatkan apresiasi yang memadai. Penghargaan semacam ini harus dilanjutkan sebagai tradisi karena ikut membangun ekosistem berkebudayaan yang bagus," papar Satmoko dengan harapan penghargaan Upakarya Budaya terus berkelanjutan.

Laku Telu |Foto: dokumentasi pribadi Hermard
Laku Telu |Foto: dokumentasi pribadi Hermard
Acara ditutup dengan tarian "Laku Telu" yang menyiratkan keberadaan sumbu filosofi dari Panggung Krapyak sampai gunung Merapi. Tarian ini juga menggambarkan tiga fase kehidupan manusia yang manembah kepada kang murbeng dumadi. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun