Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Gerimis Luka

16 November 2024   12:37 Diperbarui: 16 November 2024   12:44 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan/Foto: Hermard

Gerimis menderai serupa   air mata membawa desau masa lalu,  mengalir sunyi dalam hening  tak bertepi 

Tetesnya menorehkan  banjir duka dibingkai kenangan  

Gerimis adalah aku, tafakur menggamit kisah  tak usai, meratapi janji yang  karam di pelabuhan waktu,  menyulam sepi di tengah denting hujan 

Gerimis menggumpal di tanah basah,  di sesak dada, di lorong-lorong rindu,  hancur diterjang badai  

Gerimis saksi lukaku,  

tuliskan jejak air mata merembes ke tanah menemu  akar  kelam masa lalu

 (kini aku tak lagi perlu berpura-pura lupa)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun