Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

S3 Marketing a la Rumah Pagar Merah

17 September 2024   21:16 Diperbarui: 19 September 2024   20:39 307
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pagar merah/Foto: dokpri Hermard

"Ketika turis dari Eropa baru saja datang, saya suguhi intip (kerak nasi yang digoreng) saat menikmati welcome drink. E, tak dinyana, dia sangat suka, sehingga satu toples kecil tandas," kenang Ited bahagia.

Menyediakan hal-hal kecil seperti teh, kopi, camilan gratis, setidaknya merupakan nilai plus dalam memberikan kesan  hangat sekaligus bentuk perhatian bagi tamu. Meskipun terkesan sepele, tapi hal ini sangat berarti bagi Bu Ited dalam menciptakan kebersamaan.

Mengenai bagaimana "kehangatan" suasana dan peseduluran yang dikedepankan owner RPM, setidaknya dapat diketahui dari beberapa review tamu yang menginap.

"We stayed here for 3 nights. The hosts were adorable, they were smiling and friendly, always little touches on a daily basis. We had dinner one evening at the accommodation and it was delicious (mie goreng). They offered us succulent banana fries (pisang goreng) how nice! The room was OK, simple, cleanliness ok, good value for money, it was sufficient for our stay. They offer you water every day." (AM Pires).

Bagi Pires, RPM menawarkan sensasi keramahan pemiliknya,  selalu tersenyum dan  ada sentuhan kecil setiap hari. Ia juga mencicipi  lezatnya mie dan pisang  goreng yang disajikan.

Menu  dengan cita rasa lokal ternyata benar-benar memberikan pengalaman unik yang tak terlupakan bagi para tamu.

Kesan serupa disampaikan Caca tamu asal Jawa Barat, "Owner-nya  ramah banget, menikmati hidangannya serasa sedang makan di rumah Mamah. Kalau sudah begini, nikmat  mana lagi yang bisa didustakan? Lokasinya strategis,  jalan kaki ke Malioboro tak sampai lima belas menit."

Keasrian RPM/Foto: Denga
Keasrian RPM/Foto: Denga

Suatu ketika dengan menggunakan dua sepeda motor bersama Pak Denga, Bu Ited  menjemput tamu asing di stasiun Tugu. E, ternyata tamunya tidak mau dibonceng karena takut dengan keselamatan mereka. Hal itu terjadi karena orang asing tersebut  belum pernah datang ke Indonesia. Kedua tamu  itu lebih memilih jalan kaki selama lima belas menit  ditemani pemilik RPM.

Berkat  keramahan pelayanan dan responsif dari Pak Denga serta Bu Ited, keesokan harinya mereka mulai akrab dan merasa nyaman menginap di RPM.

"Bersikap ramah dan mudah dihubungi jika tamu membutuhkan bantuan, ini yang saya lakukan bersama Pak Denga dalam pengelolaan RPM," tutur Bu Ited.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun