Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Darah Seni, Bakat, dan Potensi Diri

6 September 2024   08:59 Diperbarui: 7 September 2024   12:50 403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Soimah dan Eva Celia/sumber foto: @soimah dan @evacelia

Orang bisa saja berdecak kagum mendengarkan kemerduan suara dan kemampuan Eva Celia membawakan lagu "Prahara Cinta" ketika berduet bersama Indra Lesmana. Banyak penonton yang bertepuk tangan begitu perempuan manis itu mengakhiri lagunya. Sementara ada yang merasa biasa saja dengan kemampuan Eva Celia membawakan lagu-lagu berirama jazzy dengan sempurna.


Eva Celia/Foto: tangkapan layar YouTube
Eva Celia/Foto: tangkapan layar YouTube

Lha iyalah suaranya bagus, wajahnya cantik, bisa memainkan gitar, menguasai irama jaz. Ayahnya, Indra Lesmana, dan ibunya, Sophia Latjuba, keduanya penyanyi beken. Selain itu, Indra Lesmana sudah  malang-melintang di dunia jaz, menguasai berbagai alat musik dengan skill yang tidak diragukan lagi.

Bahkan ayah Indra, Jack Lesmana, tidak bisa dilepaskan dari sejarah perkembangan musik jaz di Indonesia. Ia merupakan salah satu legenda musik jaz Indonesia.

Soimah Pancawati/Foto: tangkapan layar RANS entertainment
Soimah Pancawati/Foto: tangkapan layar RANS entertainment
Situasinya berbeda  dengan Soimah Pancawati. Perempuan kampung asal Banyutawa, Pati, Jawa Tengah, semula hanya akrab dengan dunia ikan karena hidupnya di tepi pantai utara. 

Tanpa malu-malu, sejak sekolah dasar membantu kedua orang tuanya, Hadinarko dan Kasmiyati, pedagang, berjualan ikan di pasar. Ia pun menggeluti pekerjaan mengasapi dan memindang ikan. Sesekali  tampil menari atau menyanyi di kampung-kampung nelayan dengan bayaran tiga sampai lima ribu rupiah. 

Selepas SMP, perempuan  kelahiran 29 September 1980, yang sejak kecil mengaku tidak mempunyai cita-cita itu, masuk ke SMKI (Sekolah Menengah Karawitan Indonesia) Jurusan Karawitan di Yogyakarta. Isteri dari Herwan Prandoko (Koko) menganggap bahwa kemerduan suaranya merupakan anugerah, semacam gift  pemberian Tuhan.

"Untungnya saat masuk ke Yogya langsung dirangkul sama seniman-seniman  senior. Sehingga aku terbimbing, terdidik dengan hal-hal yang positif," ungkap Soimah dalam tayangan podcast Raffi Ahmad.

Lalu apa yang membedakan keberadaan  Eva Celia dan Soimah Pancawati dalam konteks dunia seni/keartisan? Eva berangkat dari kenyataan bahwa bakat seninya mengalir dari darah bapak-ibu, bahkan kakeknya. 

Konon, apabila seorang anak berasal dari keluarga dengan latar belakang seni yang begitu kuat, besar kemungkinan  akan memiliki bakat seni yang tinggi-- dipengaruhi aspek-aspek kemampuan seni, seperti keterampilan motorik estetik, imajinasi, dan kreativitas orang tua. 

Darah seni Eva tidak bisa dilepaskan dari identitas keluarga. Artinya, kemampuan alaminya menyanyi dan bermain musik diturunkan melalui keluarga. Di sisi lain, Soimah mencapai ketenaran sebagai artis karena sejak di SMKI,  ia berusaha keras meningkatkan kemampuan menyinden,menyanyikan lagu-lagu Jawa, dan dangdut. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun