Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Artikel Utama

Bawang Putih, Raja, dan Cinta Tanpa Rindu

25 Agustus 2024   14:24 Diperbarui: 26 Agustus 2024   11:17 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di lingkungan keraton, masakan bukan hanya soal rasa, tetapi terkait dengan simbolisme dan spiritualitas. Bawang putih yang digunakan dalam masakan bagi raja memiliki makna penting dalam menjaga kesucian dan keseimbangan energi lewat hidangan.

Pada beberapa ritual atau acara adat, makanan yang disajikan untuk raja, diolah dengan segenap kehati-hatian, dan bawang putih merupakan komponen penting untuk bumbu yang digunakan.

Keunikan keraton Yogyakarta/Foto: Indonesia Travel
Keunikan keraton Yogyakarta/Foto: Indonesia Travel
Dalam budaya Jawa, setiap elemen makanan memiliki makna filosofis. Bawang putih, dengan rasanya yang kuat dan aroma tajam, melambangkan perlindungan dan keberanian. Ini selaras dengan peran bawang putih dalam beberapa kepercayaan tradisional sebagai penolak energi negatif.

Dalam konteks keraton, penggunaan bawang putih bisa diartikan sebagai perlindungan bagi raja dan keluarga dari gangguan atau pengaruh buruk.

Di beberapa kepercayaan tradisional (terutama di Jawa dan Bali), bawang putih acapkali digunakan sebagai penolak bala, sarana perlindungan dari roh jahat.

Bawang putih dianggap memiliki energi mampu mengusir kekuatan negatif. Jadi jangan heran kalau di beberapa rumah di Jawa ada keluarga yang menggantungkan atau menempatkan bawang putih di atas pintu rumah, jendela, atau sudut ruangan demi mencegah masuknya roh jahat/makhluk halus. Biasanya berupa bawang lanang yang dimasukan dalam kantongan kain berwarna putih, kuning, atau hijau.

Bawang lanang/Foto: Kompas.com
Bawang lanang/Foto: Kompas.com

Menurut Dwi Erianto (Kompaspedia, 24/2/2023) Tanaman bawang putih masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang China dan Arab pada abad ke-19. 

Tanaman bawang putih awalnya ditanam di pesisir/pantai, kemudian ditanam di daerah pedalaman dan akrab dengan kehidupan masyarakat dan budaya Indonesia. 

Pusat produksi bawang putih meliputi wilayah Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Jawa Timur, Sumatera Barat, dan Bali.

Bawang putih kemudian menjadi bumbu dapur utama bagi masakan khas Indonesia dan Asia. Di Cina, misalnya, hampir semua hidangan, terutama yang digoreng (stirfry), menggunakan bawang putih sebagai bumbu dasar. Biasanya digabungkan dengan jahe dan bawang merah guna mendapatkan aroma yang kuat dan rasa begitu kompleks.

Bawang merah bawang putih/Foto: Hermard
Bawang merah bawang putih/Foto: Hermard

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun