Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Secangkir Teh di Beranda

28 Februari 2024   18:39 Diperbarui: 28 Februari 2024   18:45 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hampa/Foto: Hermard


/1/
senja membasah  dalam secangkir teh di beranda
membayang rajah nasib dan tarian tangan perempuan perkasa di setiap petikan
ladang  saksi bisu perjalanan mengurai cerita dalam setiap helai daun yang terjerembab

/2/
di sela rindu, teh kuseduh  menemu kenangan kekasih, menghilang tanpa jejak
seperti semerbak wangi teh  bergegas menguar
hanya tinggal nostalgia  mengalir dalam setiap tegukan

/3/
pemetik teh memahat puisi dalam  setiap tarikan napas
(gerimis menyaksikan peluh dan air mata)

hikayat senja tertuang dalam secangkir teh yang larut tenggelam di palung sunyi semesta

: kita tak sempat berpelukan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun