Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Proses Kreatif dan Strategi Menulis Cerita Anak

27 Februari 2024   10:32 Diperbarui: 27 Februari 2024   11:14 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengembangkan dunia literasi/Foto: Hermard



Sabtu malam (24/2/2024), saya mendapat pesan WhatsApp dari Mbak Wicah, "Mas tolong diapresiasi ya kanal YouTube yang tautannya saya kirim," pinta mantan guru di Jawa Tengah itu.
Karena penasaran, saya langsung mengklik tautan yang diberikan. Gubrak! Saya kena prank! Setelah dibuka ternyata video itu berisi apresiasi terhadap buku cerita anak yang saya tulis beberapa tahun silam. 

Seketika saya seolah-olah menjelma sebagai penulis hebat, moncer, dikelilingi puluhan wartawan dalam tanya jawab saat  jumpa pers.

Mengapa Anda menulis cerita anak?
Menulis cerita anak itu merupakan tantangan berat. Karena penulisnya harus mampu menyelami jiwa anak-anak, memahami bagaimana saat anak-anak bercerita. 

Jangan sampai menulis cerita anak-anak tetapi tokoh-tokohnya berpikiran seperti orang dewasa atau cara berceritanya seperti orang dewasa.

Apa tantangan dalam menulis cerita anak?
Pertama, pemilihan kata atau diksi benar-benar selektif. Kata-kata itu tidak menimbulkan pikiran-pikiran negatif, rasa jijik, sadisme, dan sebaiknya mudah dipahami.

Kedua, memberi edukasi positif dan pengalaman menyenangkan bagi anak-anak. Ada "pengetahuan" baru yang didapatkan pembaca, tentu saja pengalaman itu disesuaikan dengan pemahaman anak-anak.

Bagaimana contoh konkret menyampaikan edukasi dalam cerita anak?
Edukasi dalam konteks ini adalah memberikan pengalaman baru dan menarik bagi anak-anak. Misalnya saja pengetahuan berkaitan dengan alasan mengapa di lingkungan keraton selalu ada pohon beringin, tanjung, sawo kecik, asem, dan kepel. 

Pohon beringin merupakan lambang persatuan, tempat berteduh yang nyaman. Sawo kecik melambangkan kebaikan raja-sarwa becik (serba bijaksana), asem atau sengsem (menyenangkan hati), sedangkan pohon kepel berarti genggaman tangan (kepal) atau niat untuk berkarya/bekerja.

Juga memberi pengetahuan, misalnya, mengenai jembatan bambu bisa bertahan lama. Hal itu terjadi karena proses atau perlakuan terhadap bambu yang harus direndam di sungai selama tiga sampai enam bulan agar getahnya hilang. Setelah itu bambu dikeringkan dengan diangin-anginkan, bukan dijemur, selama seminggu.

Strategi apa yang digunakan agar anak-anak terpikat dengan buku cerita yang disajikan?
Ilustrator memegang peran yang cukup penting agar kehadiran buku cerita anak memiliki daya pikat. Artinya perancangan cover dan ilustrasi pendukung dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun