Kali ini aku menjelma menjadi secangkir kopi yang akan setia tercecap  di garis bibirmu. Sialnya seekor lalat terpeleset di tikungan hati.
"Plung!"
Air gelisahku bergetar. Matamu menajam ke lalat terkutuk yang mengoyak hasratku.
Bibirmu terkatup. Rinduku berkaca-kaca. Tak jadi menelusuri detak jantungmu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!