Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Senja

11 November 2023   11:31 Diperbarui: 11 November 2023   11:32 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujanku terluka di padang pasir yang tandus akan doa-doa. Hutan meranggas, dedaunan tak bertangkai. Akarnya  seperti sejarah dipenuhi peta buta tak terbaca. Sungai, airnya menghilang tanpa percakapan dengan bebatuan keangkuhan diri sendiri. Lumutnya kukemasi bersama ingatanku yang larut. Azan mengapung saat aku bersejingkat menggapai fatamorgana-Mu. Senjaku menggigil sendirian di dekat tugu penghabisan.

Seekor burung gagak hinggap di pohon trembesi di belakang rumah. Matanya tajam berkedip pada degup jantungku.

Tuhan, engkau di mana? Terselip dalam doa-doaku kah?

(terdengar percakapan hujan, hutan, dan sungai yang kian tak bisa kupahami)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun