Jika politik itu kotor, puisi akan membersihkannya. Jika politik bengkok, sastra akan meluruskannya (John F. Kennedy).
Selepas lulus kuliah, saya ingin mengikuti jejak beberapa saudara yang mengurusi partai politik.
"Arep nggolek apa neng politik? Ora bejane malah dadi kere!-Mau mencari apa di dunia politik? Jika tidak bernasib baik, malah jadi kere!" sergah Gatot, teman dekat, jebolan Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, saat mendengar keinginan saya.
Bukan saja Gatot yang melarang, tapi orang tua pun tidak menginginkan anaknya terjun ke dunia politik.
"Mbok ya sudah, wong kuliah di sastra kok mau ngurusi politik. Mending  ngurusi masalah sastra apa kebudayaan," nasihat Ayah terus terngiang.
Keinginan terjun ke dunia politik yang semula menggebu,  pupus sudah. Terlebih dengan melihat kenyataan bahwa dunia politik itu kejam, tidak ada kawan  yang abadi dalam politik. Hari ini kawan, besok menjadi lawan.Â
Karena pada praktiknya, politik merupakan proses untuk meraih dan mengambil bagian dalam kekuasaan. Pengkhianatan merupakan hal yang biasa dilakukan demi  semua itu. Jadi jangan heran, meskipun pada awalnya Partai Nasdem dan Demokrat berkoalisi untuk meraih kemenangan dan  kekuasaan di Pemilu 2024, toh pada akhirnya mereka jotakan, berseberangan.
Demi politik pun, diajukanlah gugatan batas usia calon presiden dan calon wakil presiden ke Mahkamah Konstitusi. Aturan batasan usia minimal capres -- cawapres diharapkan dapat diubah dari 40 tahun menjadi 35 tahun.
Tentu saja kalau ini dikabulkan, maka ada pihak-pihak tertentu yang diuntungkan. Di sisi lain, generasi muda, Gibran Rakabuming Raka, mempunyai peluang lebih bagus di dunia politik-memiliki kesempatan menjadi bagian dari pemimpin elite negeri ini.
Situasi tersebut berkorelasi positif dengan sambutan perdana Kaesang Pangarep sebagai ketua umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Suami dari  Erina Gudono ini mengajak anak muda  menghapus pesimisme dan sinisme terhadap politik. "Politik adalah jalan ninja kita!" demikian Kaesang berseloroh (seperti dikutip Kompasiana.com), mengajak anak muda lebih banyak terlibat dalam urusan publik, demi masa depan lebih baik.
Keberadaan Kaesang di panggung politik tentu bukanlah hal yang mengejutkan karena ia memang digadang-gadang memasuki area itu. Hal yang terasa ajaib adalah ketika ia baru  tiga hari bergabung dengan PSI, e, langsung menjadi ketua umum partai!Â