Adakah buku yang Anda perlakukan dengan tidak biasa, dipilih sebagai koleksi unik, dan dipajang di almari buku? Apa yang menjadi alasan sehingga buku-buku itu menjadi istimewa? Apakah karena cara mendapatkannya yang luar biasa, langka, berisi hal unik, ukurannya tidak biasa, harganya mehong, atau penulisnya "misterius"?
Buku Gunungkidulan, misalnya, mewakili semua persyaratan di atas. Saya dapatkan dengan pemesanan khusus karena tidak tersebar luas. Buku ini baru dicetak jika ada yang memesan, limited edition. Bahkan di sampul dalam tertulis BTT (Buku Terbitan Terbatas).
Buku setebal 5 cm terdiri 823 halaman, berukuran 17,5x25 cm, Â dengan sampul hard cover, Â membicarakan pernak-pernik kebudayaan Gunungkidul dari perspektif filosofis, mitos, dan tradisi dalam kerangka besar menyerupai ensiklopedi Gunungkidul.
nama Wonggunung. Saat melacak siapa sesungguhnya Wonggunung, teman-teman dari Gunungkidul pun diam seribu bahasa. Kelihatannya mereka satu komando untuk tidak membocorkan rahasia besar.
Buku Affandi
Usai menjadi juri penulisan esai di Museum Affandi 16 September 2020, esoknya datang utusan dari Ibu Kartika Affandi ke rumah saya yang nylempit-tersembunyi, di desa wilayah Sleman berjarak kurang lebih dua puluh lima kilometer dari Museum Affandi.
"Maaf Pak, saya diutus Bu Kartika menyampaikan ini. Mohon diterima," ujarnya ramah.
Setelah dibuka ternyata berisi tiga buku  Affandi (volume 1-3)  dikemas eklusif,  dengan editor Sardjana Sumichan, diterbitkan Bina Lestari Budaya Foundation Jakarta dan Singapore Art Museum  (2007), dicetak  Artron Color Printing.
Buku Affandi layak dikoleksi karena tiga buku dengan hardcover itu dikemas dalam slipcase dengan berat keseluruhan  delapan kilogram lebih.Â
Volume 1 berisi tulisan Affandi and Self-Portrait: Re-analyzing Affandi (Jim Supangkat), Affandi, the Nude, and the Erotic: Protest and Sufferings (Eddy Soetriyono). Buku volume 2:  Affandi in Indonesia: Beyond Paradise (Jean Couteau); sedangkan volume 3 berisi tulisan Affandi in Asia: The Birth of New Expressionism and An Intermezzo (Bambang Bujono), Affandi in Europe: Exploring and Exhibiting from London to Rome (Helena Spanjaard), dan Affandi in the Americas: Bridging the Gaps with Paint and Personality (Astri Wright).Â