Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Maju Cantik, Mundur Cantik

10 Juli 2023   12:39 Diperbarui: 10 Juli 2023   14:41 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pantang kendur/Foto: dokpri Hermard

Judul ini bukan hendak bercerita soal lagu yang dinyanyikan salah satu biduanita cantik Indonesia. Tulisan ini  ingin meneguhkan perasaan cinta kepada platform Kompasiana. 

Bagaimana bisa kompasianer seproduktif Ari Budiyanti tiba-tiba berpamitan dari Kompasiana? Padahal ia sudah menulis 2.552 artikel berbagai kategori (terbanyak fiksiana) dengan 1.964 highlight, 17 headline, dan 99.015 poin. 

Masuk Kategori 15 Kompasianer teraktif di Kaleidoskop Kompasiana selama 4 periode dari tahun 2019 sampai 2022. Menulis di Kompasiana sejak 1 Desember 2018, sudah empat tahun lebih. Benarkah "pelarian" (mundur cantik) itu hanya karena persoalan di luar hasrat menulisnya?

Tidak dipungkiri bahwa sebagai penulis, terkadang ada saatnya kita jenuh, tidak punya mood menulis. Situasi ini tidak hanya dialami para penulis karena pekerja kantoran, pedagang, seniman, dan berbagai profesi lain pun mengalami fase yang sama.  

Terdapat juga penulis yang tiba-tiba merasa gamang karena meragukan kualitas tulisannya sendiri, tidak yakin dengan  siapa pembaca yang dituju. Parahnya lagi, tidak mampu menjawab dengan jujur mengapa ia menjadi penulis, mengapa memilih Kompasiana sebagai media menyalurkan gagasan?

Ada berbagai jurus yang bisa diambil untuk mengatasi kekalutan tersebut. Jika mood menulis sedang pergi jauh, saya akan membiarkannya. Tidak memaksa menulis. Ini saya jadikan kesempatan  untuk  menyalurkan hobi lain, membaca berbagai referensi, menyaksikan pertunjukan sastra, menelusuri gang-gang sempit Kotagede, memadukan foto-foto dengan berbagai aplikasi gratisan, atau bersilaturahmi kepada teman-teman lama di angkringan.

Jangan pernah meragukan tulisan sendiri karena belum tentu orang lain bisa menulis seperti yang kita lakukan. Kenyataannya, banyak orang yang ingin menulis, tetapi hanya berhenti di angan-angan. Ide yang mereka punyai tidak pernah benar-benar dituliskan. 

Hal itu terjadi karena mereka meragukan kemampuan sendiri, takut jika tulisan yang dihasilkan tidak sebaik orang lain. Padahal, bukankah setiap orang mempunyai ide, pengalaman, dan teknik penulisan yang berbeda-beda, sehingga masing-masing tulisan mempunyai keunikan sendiri-sendiri? 

Tulisan Bu Roselina Tjiptadinata, Mbak Hennie Triana Oberst, Mbak Suprihati, meskipun ketiganya menceritakan pengalaman sehari-hari, tetapi ketiga Srikandi itu memiliki cara tersendiri dalam menuliskannya sehingga style tulisan mereka tidak sama.

Menulis di platform Kompasiana berarti akan menjangkau pembaca umum dari berbagai latar belakang pendidikan, usia, tingkat sosial, budaya. Artinya, berbagai tulisan bisa  dihadirkan sesuai dengan beragam ruang (rubrik) dalam Kompasiana. 

Ketika memilih platform Kompasiana sebagai tempat "melabuhkan" tulisan, saya yakin tulisan akan terdokumentasi dengan baik, dapat mengetahui berapa jumlah dan bagaimana perlakuan (komentar) pembaca, serta kualitas tulisan (artikel pilihan, artikel utama, atau bukan keduanya).

Saat pertama kali menulis, saya  ingin membuktikan kemampuan menyampaikan ide dengan menggunakan bahasa Indonesia yang dapat dipahami pembaca dengan baik. Pada proses berikutnya timbul kesadaran bahwa menulis menjadi media silaturahmi dan mewartakan bahwa kita masih ada. Selebihnya, menulis bisa memperkuat portofolio dan menambah cuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun