Dalam komunitas SSIY,  saya dan beberapa pengurus lainnya  memberikan pelatihan dan pendalaman pembacaan dan dramatisasi puisi. Komunikasi dilakukan dengan cair, tidak seperti di dalam kelas. Latihan dipenuhi guyonan untuk membangun kebersamaan.Â
Dalam komunitas ini tidak ada ikatan keanggotaan. Seseorang bisa bergabung dan keluar kapan pun. Meskipun begitu, setiap latihan setidaknya hadir sepuluh sampai lima belas orang. Â Terlebih jika akan pentas atau ada lomba (latihan membaca puisi sebelum mengikuti lomba).Â
Anggota komunitas SSIY berkesempatan pentas setahun sekali keluar kota/pulau dalam acara Jambore Sastra sebagai wakil dari Balai Bahasa Yogyakarta.Â
Kendala utama  terkait dengan pengaturan waktu latihan karena melibatkan siswa. Tentu saja latihan baru bisa dilakukan sore hari sepulang sekolah. Bahkan terkadang baru dimulai seusai magrib karena berberapa siswa yang menjadi anggota harus mengikuti les atau mewakili sekolah dalam kegiatan di luar sekolah mereka.Â
Kebersamaan dalam SSIY semakin terlihat saat bedah naskah, reading play, dan casting. Semua boleh berpendapat, memberi usulan, bahkan siapa pun diperbolehkan memimpin latihan (tidak tergantung senioritas).Â
Begitulah saat akan mementaskan dramatisasi puisi "Nyanyian Angsa" (Rendra)-bercerita mengenai pengakuan dosa Maria Zaitun-semua dirancang  bersama. Dalam pemenuhan estetika pertunjukan dan dramatika konflik, misalnya; saat reading play dan casting, ada anggota yang mengusulkan menghilangkan deskripsi di bagian tertentu, tokoh Maria Zaitun dimainkan tiga orang yang mewakili sosok yang terus bergerak (moving), suara hati), dan tokoh yang diam di tempat (freeze).Â
Semua usulan itu dipertimbangkan dan diuji coba saat latihan. Dalam casting pun semua yang terlibat pementasan mencoba berbagai peran sampai dicapai kesepakatan bersama.
Tanggal 9 Oktober 2022, bersama beberapa praktisi kepenulisan: Eko Triyono, Sholeh UG, Latief Noor Rochmans, Ahmad Zamzuri, kami mendirikan komunitas Semak Kata dengan kegiatan membekali penulis muda untuk berkiprah dalam dunia kepenulisan.Â
Dalam setiap pertemuan sebulan sekali, didiskusikan berbagai kiat penulisan  featur, artikel,  cerita pendek, dan proses kreatif penulisan.Â
Anggota komunitas kurang lebih dua ratus penulis berasal dari kegiatan pelatihan kepenulisan yang diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) DIY. Fasilitasi dari DPAD, memungkinkan kami mengadakan workshop kepenulisan sebulan sekali di Jogja Liberary Center, Malioboro. Di samping itu, diskusi dilakukan lewat WhatsApp grup Semak Kata atau google meet.Â
Merawat komunitas Semak Kata dilakukan melalui berbagai lomba  berhadiah buku atau pertemuan langsung dengan para mentor.