Jam baru saja menunjukkan pukul sembilan pagi lewat sedikit ketika saya sampai di Omah Kluwih (Sabtu, 10/6/2023) yang terletak di  Jalan Beringin, Area Sawah, Sidokerto, Sleman. Dari Perumahan Alam  Asri  di utara Omah Kluwih, sudah terdengar suara live musik cukup keras.Â
Teman-teman sengaja memilih tempat duduk langsung berhadapan dengan area live musik. Seorang perempuan muda dengan suara merdu, fasih menyanyikan lagu-lagu kekinian dan beberapa lagu lawas yang sering dilantunkan Chrisye, Rosa, bahkan Koes Plus, diiringi empat orang musisi muda yang piawai memegang alat musik.Â
pelanggan, sehingga hanya tersisa satu-dua meja  kosong. Kali ini saya memenuhi undangan teman-teman SMP untuk ngobrol santai di tempat yang agak tersembunyi di sisi selatan  Jalan Godean.Â
Warung sudah disesaki
Seandainya Dewi, guru tari,  tidak melakukan reservasi sebelumnya, pasti kami tidak akan kebagian tempat. Beberapa teman sudah datang dan di atas meja  tersaji pisang goreng, bakwan jagung, mendoan, kentang goreng, wedang jahe susu, sere jahe jeruk nipis, dan es tape susu. Wah Jawa banget pokmen!
"Mangga Mas, pisang gorengnya merupakan salah satu primadona di sini, rugi kalau tidak dicicipi," jelas Ratih sambil mempersilakan.
Pisang goreng dengan balutan tepung tipis terasa manis dan renyah, meskipun digoreng agak gosong. Â Apalagi disantap selagi masih hangat. Sepertinya ini adalah pisang kepok kuning yang dihidangkan.
Warung Omah Kluwih, eksis dengan konsep makanan rumahan secara prasmanan dengan aneka pilihan sayur dan lauk khas jawa plus menu angkringan.Â
Pelanggan bisa menikmati brongkos, sayur lodeh, sop, oseng-oseng kikil, Â daun pepaya, berbagai pepes dan aneka lauk pauk. Ada juga bubur yang bisa dilengkapi aneka sayuran dan lauk.
"Oseng-oseng pepayanya enak banget. Pedes, gurih, dan asinnya pas. Apalagi disantap bersama tahu bacem," ujar Dewi.
Suasana Omah Kluwih cukup nyaman. Berada di area persawahaan, di kelilingi pohon-pohon besar. Angin bertiup cukup kencang sehingga pelanggan betah berlama-lama karena tidak merasa gerah. Pelanggan bisa memilih tempat duduk di area indoor, outdoor, maupun di balkon sisi timur.Â
Pelayanannya lumayan ramah. Bahkan vokalis live musiknya berusaha menyatu dengan penonton. Saat ada pengunjung yang bernyanyi di atas panggung menggantikannya,  Mbak Vokalis turun mengajak anak-anak menari. Sesekali Mbak Vokalisnya menirukan lagu yang dibawakan pengunjung sambil tangannya terus menggandeng tangan anak-anak yang kemungkinan bercita-cita  menjadi penyanyi seperti dirinya.
Kalau harus mencatat kekurangan Omah Kluwih, lebih menyangkut  pelayanan yang kurang sigap. Begitu meja  di depan sisi kanan kami kosong, tidak ada pelayan yang segera membersihkan meja itu. Pemandangan seperti ini tentu kurang mengenakkan dan mengurangi selera makan, apalagi jika terserak tisu bekas dan sisa makanan.Â
Satu lagi, mungkin suara  live musiknya agak dipelanin sehingga pelanggan tetap bisa ngobrol dengan nyaman tanpa terganggu bisingnya suara musik.
kuliner dengan suasana pedesaan?
Banyak pelanggan yang memilih datang sore sampai malam hari karena suasananya terasa lebih romantis. Apalagi jika ditemani  kopi tubruk, vietnam drip, dan wine turkish. Bagaimana, sudah siap ke Yogyakarta dan menikmatiSegera seduh kopimu, sudahi sedihmu...