Biasanya kami menunggu es dongdong yang lewat di urutan kedua karena rasanya menyerupai es krim tiptop (legenda es krim Yogya) dan ada tambahan rotinya.
Selepas magrib, giliran yang lewat di depan rumah Eyang adalah tukang pijat. Kekhasan tukang pijat ini selalu membawa tongkat yang  di bagian ujungnya ditempeli beberapa lempengan kaleng dan besi, sehingga kalau dihentakkan ke jalan akan menghasilkan suara kencreng...kencreng...kencreng! Suara itu juga sebagai penanda kalau tukang pijatnya tuna netra dan orang harus memberi jalan agar tidak tertabrak.
Satu lagi yang membuat rindu kampung halaman adalah suara klonengan yang menggantung di leher sapi, Â melintas di depan rumah Eyang selepas jam delapan malam.Â
Gerobak sapi lewat perlahan dengan lampu gantung di bawah gerobak. Muatannya bermacam-macam: panenan kacang tanah, batu bata, damen,  padi, dan lainnya. Sesekali lenguhan sapi dan suara pecut terdengar. Terkadang juga, hampir bersamaan, lewat andong dengan suara kaki kuda  dengan irama teratur.
Kerinduan terhadap kampung halaman adalah suasana saat jajan tenongan, es dongdong, mendengarkan suara tukang pijat lewat, dan bunyi klonengan serta lenguhan sapi di tengah malam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H