Mohon tunggu...
Herry Mardianto
Herry Mardianto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Suka berpetualang di dunia penulisan

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Hiburan Tak Biasa Saat Sahur: Antara Kenangan dan Menulis

7 April 2023   07:10 Diperbarui: 7 April 2023   07:11 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Meninggalkan Pagi/Foto: Hermard

Sebenarnya hiburan tak biasa ketika sahur adalah mengenang masa kecil. Mengingat lima sampai sepuluh kelompok orang bearak keliling melalui beberapa penggal jalan di Kuala Tungkal, Jambi. Mereka berkeliling   sebelum waktu sahur sambil memukul bedug, drum, batangan besi, panci bekas, dan benda apa pun yang bisa mengeluarkan bunyi. 

Berbagai benda itu dipukul berirama, sambil sesekali diselingi teriakan sahur, sahur, sahur! Arak-arakan musik sahur itu menjelma sebagai kerinduan yang menggumpal. Puluhan tahun sudah tradisi menanti arakan musik sahur itu tinggal kenangan. 

Di Yogya, tradisi itu tidak ada. Pernah ada, melintas di desa Pundong, Seyegan, Sleman, tetapi hanya sekelompok orang yang memukul galon, kentongan, wajan bekas, dan beberapa benda lain. Itu pun tidak setiap hari, terkadang seminggu sekali. Dan kalau dari rumah saya di Jamblangan, Seyegan, musik arakan sahur itu hanya terdengar sayup-sayup tak sampai.

Lalu apa hiburan yang paling menarik saat ini? Tentu saja menjalankan tantangan Samber THR Ramadan 2023 yang diadakan Kompasiana. Hiburan? Yaps, karena tantangan menulis itu dilakukan dengan penuh suka cita, bukan dengan terpaksa.

Menulis untuk Samber THR Kompasiana menyerupai memasuki dunia "pertunjukan" dan kita menjadi sutradaranya. Pertunjukan itu harus dipersiapkan sesuai  tema tulisan, mistery challenge, dan mistery topic yang ditentukan Kompasiana. 

Begitulah, pagi saat sahur, di kepala bersliweran sejumlah ide yang harus dituliskan.  Jika ide pokoknya sudah ditemukan, tinggal  "membubui" tulisan dengan berbagai pengalaman, pengetahuan, dan referensi. 

Di titik ini, terpikirkan arah tulisan mau kemana, diberi judul apa, bagaimana susunan kalimat paragraf pembuka dan penutupnya. Proses penulisan pun dimulai. Jika buntu, melirik tayangan televisi yang menyiarkan acara Khazanah Ramadan, menarik buku dari almari, atau berselancar di dunia maya. 

Saat tulisan selesai, membacanya kembali dengan teliti kalau-kalau ada kesalahan di sana-sini. Sebagai sutradara, kita akan merasa puas jika sebuah pertunjukan berjalan lancar tanpa ada kesalahan sekecil apa pun.

Sambil membaca ulang dan meminimalisir kesalahan kebahasaan, biasanya terpikir mengenai foto sebagai pemanis tulisan. Galeri foto merupakan tempat terbaik untuk menemukan foto yang diinginkan.

Pagi Usai Sahur/Foto: Hermard
Pagi Usai Sahur/Foto: Hermard

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun