Sesudah pertemuan itu ternyata tak ada progres. Dua bulan kemudian baru datang kabar bahwa skenario PBS telah ditulis ulang Ginarti S. Noor dan sutradara dipercayakan ke Hanung Bramantyo.
Pada bulan Maret tahun 2008 penggarapan film dilakukan. Pada tahun 2009, film yang mengisahkan tokoh Annisa sebagai perempuan pemberani dan tidak menyerah menggapai emansipasi pemikiran dengan cara memberontak, melawan, mencari solusi terhadap praktik dominasi tokoh antagonis, Samsudin, suaminya sendiri, baru beredar di bioskop-bioskop.Â
Film ini kemudian dianggap kontroversial karena menawarkan pandangan baru, menempatkan eksistensi dan idealitas kaum perempuan dalam pandangan Islam (yang berada di lingkungan pesantren).
Perkembangan berikutnya, setiap ada diskusi mengenai novel PBS, pasti dikaitkan dengan film PBS. Kehadiran Abidah kerap dipojokkan, dianggap menyimpang dari ajaran Islam, dicap sebagai agen liberalisme, antek PKI, Â bagian dari gerakan feminis radikal.
"Untungnya semua cacian itu dapat terlelehkan dengan jawaban-jawaban saya yang lugas dan tegas. Memang senyatanya, tuduhan-tuduhan itu berkebalikan dengan jejak perjalanan saya di dalam proses kreatif penulisan sastra," ujarnya sambil menjelaskan  bahwa kontroversi film PBS tidak berbanding lurus dengan novelnya. Â
Rujukan: Njajah Desa Milang Kori
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H