Sejak kecil mereka diperkenalkan dengan dunia imajinasi dan "didekatkan" dengan dunia buku. Rosa, di tengah-tengah kesibukannya, selalu menyempatkan diri memperkenalkan buku kepada anak-anaknya dan mendongeng bagi kedua puterinya menjelang mereka tidur.Â
Dalam mendidik kedua puterinya, Rosa selalu menekankan bahwa sekolah bukan satu-satunya jalan untuk menjadi manusia yang baik. Hakikat tujuan hidup yang sesungguhnya bukanlah untuk menjadi manusia sukses, lebih dari itu adalah menjadi manusia yang baik.
Bersama suaminya, perempuan pejuang humanisme ini mengelola Indonesia Tera-yayasan yang bergerak di bidang penerbitan, pendidikan, penelitian, dokumentasi, apresiasi seni, dan pengembangan jaringan kerja sama kebudayaan.Â
Indonesia Tera berhasil menerbitkan puluhan bahkan ratusan buku berkualitas sehingga menjadi penerbit Indonesia yang pertama kali diundang dalam pameran buku internasional "Frankurt Book Fair" (2003).Â
Kondisi yang memperihatinkan menyangkut kenyataan bahwa buku-buku berkualitas terbitan Indonesia Tera tidak laku di pasaran sehingga membuat Indonesia Tera gulung tikar. Kon- sentrasi Rosa beralih ke Dunia Tera yang bergerak dalam penjualan buku dan penyediaan perpustakaan gratis serta memotivasi para penggiat budaya.Â
Dorethea Rosa Herliany lahir  di Magelang. Meskipun begitu ia mengaku bahwa tanah kelahirannya adalah Yogyakarta, setidaknya sejak SMA, Rosa telah menghirup udara Yogya.Â
Yogyakarta adalah "tanah air" bagi karya-karya yang diciptakannya dan di Yogyakarta karya-karya Rosa tumbuh subur hingga mendapat pengakuan dari masyarakat sastra.
Rujukam: Â Sosok-sosok Inspiratif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H