Pasren/Foto: Buku Panduan Museum Sonobudoyo
Pasren berbentuk  tempat tidur (pronkbed). Masyarakat Jawa biasanya menempatkan pasren bersama genuk/pendaringan. Diletakkan di senthong tengah dilengkapi patung Loro Blonyo. Pasren merupakan  tempat menanti kedatangan Dewi Sri yang dipercaya memberikan kemakmuran bagi petani.Â
Pada sandaran pasren terdapat candrasengkala memet "Sarining sekar sinesep peksi" berupa ornamen burung menghisap sari bunga, mengacu pada angka tahun 1691 Jawa.
Wayang Beber/Foto: Buku Koleksi Etnografi Meseum Sonobudoyo
Wayang Beber pertama kali dibuat oleh  Prabu Bratana dari kerajaan Majapahit, tahun 1361. Dalam Serat Centhini disebutkan bahwa Wayang Beber pertama kali berkembang di kerajaan Kediri. Awalnya digambar di atas daun lontar berukuran kecil dengan mengambil cerita dari relief candi Penataran di Blitar (Jatim). Pada masa Raja Brawijaya dilakukan penyempurnaan Wayang Beber dari daun lontar dipindahkan ke kertas dengan memberi aneka warna pakaian menggunakan cat.
Dinamakan Wayang Beber karena berupa lembaran (beberan). Gambar tokoh wayang dilukis pada selembar kain atau kertas, kemudian disusun adegan demi adegan sesuai urutan cerita. Gambar-gambar dimainkan dengan cara dibeber. Saat ini hanya beberapa kalangan yang masih menyimpan dan memaikan Wayang Beber.
*Herry Mardianto
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Lihat Sosbud Selengkapnya