Seandainya rekayasa lalulintas Yogyakarta-Wonosari (Gunungkidul)  tidak segera dipikirkan,  mungkin tidak lama lagi nasibnya akan sama dengan situasi jalan Jakarta-Puncak (Bogor) saat musim libur tiba: macet!Â
Dua tahun terakhir ini, sensani kemacetan jalan Yogyakarta-Wonosari  terasa mulai menyesakan.
Keindahan alam Kabupaten Gunungkidul sepertinya hadir tanpa batas. Jogja lantai dua ini terus menawarkan berbagai jenis wisata alam menakjubkan. Keelokan Gunungkidul tidak hanya terbatas pada  pantai berpasir putih, eksotika gua, pesona air terjun, tetapi juga menyangkut keindahan bebatuan tinggi berupa Gunung Api Purba Nglanggeran, Gunung Ireng, Gunung Gentong, Gunung Batur, dan Gunung Watu Gendong.
Rasa lelah saat mendaki gunung akan terbayar setimpal ketika  kita sampai di puncak gunung dengan pemandangan alam begitu menawan.
Itulah yang  terbayang saat saya diajak teman-teman penghobi foto  memotret di puncak Gunung Gentong.
"Ayo Mas, ini pasti seru. Kita  memotret model mengenakan kostum wayang," ajak Mas Latief lewat telepon.
Esoknya, saya bersama Mas Listyo, Kang Wirya, Cik Hen, Mas Latief, dan Mas Sholeh, menempuh perjalanan ke arah Wonosari melewati Bukit Bintang, Patuk. Di pertigaan Sambipitu, mobil putih yang dikemudikan Mas Listyo berbelok ke kiri menuju Kecamatan Nglipar. Setelah SD Klebu, belok ke kiri ke arah Kecamatan Gedangsari. Jalan menyempit, menanjak, Â berbatu, kadang mobil agak tergoncang. Sampai di Dusun Manggung, belok ke kiri dan sampailah di Gunung Gentong. Perjalanan sejauh empat puluh kilometer itu lumayan lancar karena belum musim liburan. Ini merupakan pendakian kedua karena sebelumnya kami pernah ke sini berburu sunset dengan foto siluet.
Mendaki gunung Gentong di wilayah Gedangsari  memerlukan tenaga ekstra  menapaki banyak anak tangga dan menelusuri jalan setapak  terjal.  Risiko kami tempuh demi mendapatkan  foto (setidaknya menurut kami)  unik dan memiliki sensasi berbeda dalam menghadirkannya. Terlebih kali ini kami mengajak beberapa anggota Karang Taruna desa Gedangsari terlibat dalam pemotretan memakai kostum wayang.
Indonesia dikenal karena memiliki beragam kesenian tradisional, salah satunya wayang orang (wayang wong). Merupakan wayang yang dimainkan beberapa orang sebagai tokoh dalam cerita wayang. Menurut literatur, wayang orang diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.
Salah satu tokoh yang terkenal adalah Arjuna, berparas menawan, berhati lemah lembut. Dalam Mahabharata diriwayatkan  ia merupakan putra Prabu Pandu (raja Hastinapura) dengan  Kunti (putri Prabu Surasena). Tokoh lainnyal adalah Gatotkaca, putra Bima  (Werkudara) dari keluarga Pandawa. Ibunya bernama Arimbi.  Dalam peperangan besar di Kurusetra, ia menewaskan banyak sekutu Kurawa sebelum akhirnya gugur di tangan Karna.
Beberapa anak gunung Gentong,  mencapai puncak ketinggian hanya dengan cara merayap di dinding-dinding batu gunung, tidak melewati jalan setapak maupun anak tangga.  Sungguh, melihat mereka merayap dinding gunung tanpa alat pengaman, membuat jantung berdegup  kencang.
"Tidak usah mencemaskan mereka, Mas. Gunung ini dunia mereka. Anak-anak itu sudah terbiasa memilih jalan pintas," ujar Titin  menatap kerisauan di  wajahku.
Anak-anak belasan tahun itu  berjalan santai di pinggiran gunung yang langsung berbatasan dengan jurang.
*Herry Mardianto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H