Dengan semakin berkembangnya bidang teknologi saat ini, sehingga memunculkan "Multimedia" dikehidupan kita. Multimedia ialah hasil dari penggabungan tiga atau lebih media yang kemudian menjadi sebuah informasi yang saling melengkapi bukan saling mengulang.
Multimedia terbagi menjadi dua kata yaitu, "Multi"  diartikan sebagai suatu hal yang memiliki jumlah lebih dari dua atau atau berjumlah banyak. Dan "Media" diartikan sebagai alat untuk merepresentasikan, menampilkan, atau menayangkan suatu informasi massa yang berbentuk teks, grafik, suara, gambar, video, musik, dan lain lain, seperti melalui  surat kabar, majalah, radio, atau televisi.
Sehingga "Multimedia" secara umum didefinisikan sebagai konten yang dikombinasi atau gabungan dari foto, audio, grafik, dan teks sehingga membentuk sebuah informasi yang lengkap tanpa ada informasi mengulang.
Sedangkan, beberapa orang sering menyebut multimedia sebagai "Cross media", "Transmedia", dan "Mixed media"Â (media gabungan)Â yang bersifat saling melengkapi, sehingga audiens semakin mudah untuk memahami, dan kombinasi yang dilakukan tidak bersifat mengulang.
PHOTOJOURNALISM
Praktek kemunculan "multimedia" dilihat dengan adanya kemunculan dari "photojournalism" atau "fotografi jurnalistik" yang dilihat sebagai penggabungan antara foto dan tulisan. Hal ini dapat menunjukan bahwa "photojournalism" mampu menggabungkan antara elemen-elemen media seperti, teks, foto, dan juga audio slideshow, infografis animasi, video linier (long-form atau short-form), dokumenter, dan broadcast film.
Adanya Photojournalism juga dipengaruhi dengan munculnya teknologi-teknologi kamera DSLR Nikon D90 pada Agustus 2008, yang merupakan kamera DSLR yang mampu mengambil video. Kemudian disusul oleh hadirnya Canon 5D Mark II yang sudah mampu mengambil gambar bergerak dan video dalam satu bodi kamera.
Dengan adanya perkembangan "multimedia" membuat luasnya pemahaman mengenai "multimedia" yang tidak lagi dipahami sebagai sebuah "genre", melainkan hubungan antara gambar bergerak dan gambar diam yang cukup kompleks. Perkembangan inilah yang mampu memunculkan istilah "Post-Photographic", Tim Hetherington menjelaskan mengenai keberadaa dunia visual yang lebih kuat dari sebelumnya.
VISUAL STORYTELLING
Munculnya dunia visual juga didukung oleh kehadiran "Visual Storytelling" yang membuka jalan bagi komunitas yang ingin memberitakan sesuatu dalam bentuk reportase yang berorientasi pada gambar.
"Visual Storytelling" merupakan perpaduan antara foto, video, dokumenter, dan storytelling interaktif menjadi berpotongan, dan keberadaanya merupakan bentuk ruang bagi wartawan untuk menyalurkan kemampuan mereka di bidang pembuatan sebuah berita yang mampu dikombinasikan dengan estetikan dari foto atau video yang ada.