Mohon tunggu...
herry firmansyah
herry firmansyah Mohon Tunggu... -

seorang yang disayang Allah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paket Rusak, Kantor Pos EMS Plemburan Yogyakarta Lempar Tanggung Jawab ke Negara Cina

6 Juli 2014   20:15 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:15 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya Herry Firmansyah, beberapa waktu lalu saya meng-impor gitar dari Cina. Saya menggunakan layanan EMS PT Pos Indonesia sebagai jasa pengiriman. Seller dari cina mengirim paket dengan packing standard dan aman sesuai prosedur pengiriman barang.

Di kantor pos bantul, saya bersama petugas penerima paket di kantor tersebut, membuka paket bersama sama, dan kami sama sama menyaksikan bahwa paket saya yang berupa gitar telah patah di bagian neck nya. Akhirnya petugas dari kantor pos bantul membuatkan saya surat pengantar agar saya bisa mengajukan permohonan ganti rugi ke kantor EMS Plemburan, karena memang terbukti kesalahan ada di pihak mereka. Berbekal surat pengantar dan barang bukti gitar saya yang patah, saya mendatangi kantor EMS plemburan. Sampai di sana saya dipertemukan dengan supervisor yang saya lupa namanya. Dia menjanjikan akan menghubungi saya setelah melakukan koordinasi dengan kepala kantor pos plemburan yang pada waktu itu sedang tidak berada di tempat.

Keesokan harinya, supervisor Kantor Pos plemburan menghubungi saya lewat telpon yang isinya memberitahukan bahwa mereka tidak mau memberikan ganti rugi atas kerusakan paket saya. Alasan yang dia kemukakan sungguh tidak masuk akal, menurutnya packing paketan saya tidak sesuai prosedur keamanan. Padahal secara logika, paket saya selamat tanpa mengalami kerusakan dari cina yang ribuan kilometer jauhnya, apanya yang tidak sesuai prosedur keamanan? Lalu dari Jakarta ke Yogyakarta, paket saya juga tidak mengalami kekurangan apapun. Menurut pengakuan salah seorang pegawai EMS plemburan, dia menerima paket dari Jakarta dalam keadaan utuh. Kalaupun ada kerusakan sejak awal, pasti pihak bea cukai Jakarta akan melampirkan keterangan. Jadi jelas kerusakan adalah akibat dari kecerobohan pengiriman EMS plemburan ke Bantul. Saat saya Tanya seperti apa packing yang sesuai standar keamanan? Supervisor tersebut menjawab bahwa packing standar adalah packing yang bisa mengamankan barang dari penjual hingga ke tangan pembeli. Jawaban tersebut dia gunakan untuk mengecoh dan mengaburkan logika saya. Saya bilang ke supervisor itu bahwa saya sudah tiga kali mengimpor gitar dengan packing serupa dan ternyata aman aman saja. Mendengar perkataan saya, si supervisor tidak bisa menjawab. Intinya, kata si supervisor, pokoknya berdasarkan koordinasi saya dengan kepala, kami tidak bisa mengganti kerugian anda. Layanan macam apa ini? Pokoknya pihak EMS tidak mau mengganti rugi, begitu kesimpulan koordinasi dia dengan kepala EMS plemburan. Dia justru menyarankan agar saya mengajukan klaim ke pihak penjual di Cina, yang mana itu jelas jelas tidak mungkin. Karena di samping berbeda Negara, penjual tersebut terbukti sangat hati hati dalam mengirim barang. Sebuah saran yang sangat ambigu, antara bodoh dan tidak bertanggungjawab.

Saya sangat jengkel dengan pihak EMS plemburan yang arogan, menyalahgunakan wewenang dan kekuasaan. Semoga Allah memberi mereka peringatan keras. Padahal menurut poin poin yang di tawarkan oleh layanan EMS, harusnya dalam kasus seperti ini saya mendapat ganti rugi. Melalui surat ini saya masih mengharapkan itikad baik dari pihak EMS plemburan Yogyakarta agar bersedia mengganti kerugian saya. Karena pada hakikatnya anda adalah pelayan masyarakat, bukan penipu masyarakat. Di samping itu saya mengingatkan kepada masyarakat pengguna layanan pos terutama EMS, untuk lebih berhati hati, karena dalam kasus yang saya alami ini jelas jelas mereka telah menempatkan diri bukan sebagai pelayan masyarakat yang baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun